JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Pengelola Pasar Tanah Abang memastikan belum akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai bagian penerapan protokol kesehatan.
Pasalnya, dibutuhkan banyak tenaga tambahan untuk penerapan PeduliLindungi mengingat pasar tersebut memiliki beberapa gedung yang terhubung satu sama lain.
"Tanah Abang itu pintu masuknya banyak sekali. Belum lagi ada area connecting antara Blok A, Blok B, dan Blok F.Diperlukan tambahan sekitar 69 orang untuk (memastikan) penerapan PeduliLindungi,"tutur Pengelola Pasar Tanah Abang Hery Supriyatna, kepada wartawan, Selasa (28/9/2021)kemarin.
Selain keterbatasan personel, penerapan prokes dengan PeduliLindungi di Pasar Tanah Abang juga sulit dilakukan karena keterbatasan teknologi serta beragamnya kalangan masyarakat yang mengunjungi pasar.
"Tidak semua orang kan pakai smartphone kaya porter-porter itu. Aplikasi PeduliLindungi juga membutuhkan penunjang jaringan. Kami kan belum ada jaringan wifi jadi kalau orang yang pulsanya terbatas jadi merepotkan," kata Hery.
Jika dipaksakan, lanjut Hery, penggunaan aplikasi PeduliLindungi justru dikhawatirkan akan membuat antrian masuk ke dalam pasar mengular atau yang lebih buruk akan ditinggalkan pembelinya.
Hery menambahkan saat ini pengunjung Pasar Tanah Abang baru mencapai 35% dari kapasitas sementara pedagang sudah 75%.
"Saya ga kebayang sih kalau pakai peduliLindungi trus banyak orang yang ga bisa masuk, terus kemudian milih pulang ga jadi belanja,"katanya.
Berdasarkan pantauan, Pusat Grosir Senen Jaya dan beberapa blok di Pasar Senen di kawasan Senen, Jakarta Pusat, sudah memakai PeduliLindungi sebagai bagain dari prokes.
Petugas keamanan di depan pintu masuk bahkan memeriksa setiap pengunjung untuk memastikan mereka sudah memindai aplikasi PeduliLindungi sebelum masuk ke dalam pasar.