JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai rendahnya elektabilitas partai politik dapat menyebabkan kegagalan menghadirkan calon pemimpin bangsa Indonesia.
Pasalnya, mayoritas hasil survei Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 didominasi tokoh yang tidak memiliki partai. Ini menunjukkan bahwa elektabilitas non partai lebih tinggi dibandingkan dengan partai politik.
""Ini justru menjadi kritikan bagi parpol. Justru tokoh yang tidak punya partai punya elektabilitas," kata Ujang kepada wartawan, Minggu(5/12/2021).
"Sehingga ke depan kepemimpinan bangsa itu lahir dari parpol. Bukan seperti saat ini, orang-orang di luar partai yang memiliki elektabilitas tinggi," lanjutnya.
Menurut pengamat politik ini, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tokoh politik sangat rendah sehingga dapat mengakibatkan partai politik gagal dalam regenerasi dan kaderisasi.
"Mungkin karena tingkat kepercayaan publik pada partai masih rendah. Jadi tokoh non partai banyak yang elektabilitasnya tinggi. Mungkin ini juga bagian dari kegagalan partai dalam melakukan regenerasi dan kaderisasi. Sehingga di tubuh partai yang muncul itu-itu saja," ungkapnya.
Untuk mengetahui kader yang elektabilitas nya tinggi, kata Ujang harus ada kompetisi yang sehat di Internal partai.
"Mesti ada kompetisi sehat di internal partai, agar bisa melahirkan kader yang siap untuk dicapreskan dan tentu kader yang sudah siap uji publik dengan mendapat elektabilitas tinggi. Jarang partai yang memiliki kader dengan elektabilitas tinggi, yang ada atau kebanyakan ketumnya yang maju, walau pun elektabilitasnya masih rendah,"lanjutnya.
"Kader yang memiliki elektabilitas tinggi itu seperti Ganjar lah contohnya kira-kira seperti itu," sambungnya.
Maka dari itu, Ujang menyarankan partai Politik memperbaiki sistem kaderisasi di internal partai dan jangan membiarkan partai dikuasai oleh oligarki sehingga dapat memunculkan kader-kader terbaik ditubuh partai politik.