JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Edhie Baskoro Yudhoyono, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat ikut berkeringat di tengah para warga yang sedang mengantri tertib dengan prokes. Bak pedagang yang sedang berjualan, Ibas panggilan akrabnya ikut tuangkan secara langsung liter per antrian dalam operasi pasar tersebut.
Itu semua sungguh ia lanjutkan dalam aksi nyatanya ketika mendengar kabar mahalnya harga minyak goreng. Bersama petugas yang lain, ia tampak begitu teliti menuang dan menakar minyak goreng yang siap dijual murah sesuai harga eceran tertinggi (HET).
“Meniko, biar kulo sing tuangkan langsung minyak gorengnya ya. Sabar Sabar ya Bu.. ikut antri”, sapa Ibas, kemudian dijawab “Waduh langsung Mas tho’, Matur Nuwun Mas Ibas..”
Edhie Baskoro pun ikut bertanya tanya dalam dialog kecilnya dengan warga. “Bu, biasanya butuh berapa liter seminggu? Tanyanya. “Wah ya tergantung Mas, karena kulo jualan jadi bisa dua liter dalam seminggu. Jadi kalau langka dan mahal, kita sulit Mas,” jawabnya.
Sontak Ibas pun menjawab, “Ya messeake ya, untuk itu sekarang kita berikan atensi dan kepedulian ini, Bu! Tapi monggo jangan banyak banyak ya, kita harus berbagi dengan yang lainnya, Lanjut Ibas dan dijawab, “Njiiih Mas. Lerees..”
Dalam operasi pasar murah di dapilnya, Ibas total menyalurkan 16.000 liter (16 ton) minyak goreng (8/3/22). "Ini adalah realitas kejadian yang kita temui di Kabupaten Ngawi ketika kami melakukan reses DPR RI. Kita serap aspirasi masyarakat tidak hanya dari pemberitaan, tapi kita melihat langsung di lapangan bahwa benar mereka merasa kesulitan dan mengeluhkan mahalnya harga kebutuhan pokok, seperti kedelai, lombok (cabai), daging dan yang paling gaduh adalah minyak goreng," ujar Ibas.
“Harga minyak goreng belakangan ini memang berubah-ubah dan terjadi kelangkaan. Di Kabupaten Ngawi, saya bertanya dengan kepala pasar dan para pembeli untuk harga eceran tertinggi sebesar 14 ribu hingga 17 ribu rupiah. Akan tetapi, realitanya masyarakat masih harus membeli minyak goreng dengan harga yang lebih dari itu, bisa sampai 20 ribu hingga 30 ribu, bahkan ada yang sampai 90 ribu per liter,” terang Ibas.
Di sela-sela operasi pasar Ibas juga menyempatkan waktunya untuk berdialog langsung dengan para pedagang yang sedang mengantre. "Harga jual minyak sekarang berapa, Bu?" tanya Ibas yang dijawab kompak oleh para pedagang, “Mahal, Pak!” "Kalau kemarin seliter harganya 20 ribu dan bisa lebih," imbuh salah satu pedagang.
"Naiknya lumayan, ya, berarti. Hari ini ikut beli di pasar murah tapi jangan borong banyak-banyak, ya, biar yang lain juga kebagian. Satu orang dua liter cukup," pesan Ibas.
Kenaikan harga bahan pokok ini tentu menyulitkan masyarakat. Oleh karena itu, selain mendengar dan melakukan serangkaian kegiatan operasi pasar demi menstabilkan harga bahan pokok, Ibas juga mengajak pemerintah pusat dan daerah, khususnya Kementerian Perdagangan dan dinas terkait untuk melakukan pendekatan secara langsung ke kepala pasar, pedagang, maupun distributor. Selanjutnya Ibas pun berharap produsen sawit atau minyak goreng terus meningkatkan produksinya agar tercapai kebutuhan dalam negeri sehingga tindak menjadi langka.
“Saya menyambut baik atas segala aksi nyata para produsen, pemerintah pusat dan daerah dalam menyikapi tantangan ini. Kami sebagai wakil rakyat akan terus menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah untuk dicarikan solusi cepat dan terbaiknya,” terangnya.
Dengan adanya kawalan bantuan minyak goreng dari Ibas di Dapil Jawa Timur VII, Supriyanto selaku penjual warung makan merasa sangat terbantu.
“Terima kasih, Mas Ibas, sudah diberi bantuan minyak goreng murah. Ini adalah hal yang bagus, bisa membantu rakyat yang lemah. Minyak goreng kan sekarang harganya tinggi, ini sangat lumayan bisa untuk modal saya jualan makanan di warung, sehingga saya bisa tetap untung,” ucapnya penuh rasa syukur.