JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Penggunaan gadget khsusunya pada anak terdapat hal positif maupun negatif. Peran orang tua sangat penting membantu mereka mengoptimalkan manfaat internet, sekaligus melindungi dampak negatifnya.
Anggota Komisi I DPR R. Imron Amin menyadari gadget dan anak-anak sudah erat sekali hubungannya, bahkan ada anak lebih pandai mengoperasikan device ketimbang orang tuanya. Hal itu tak selamanya baik bagi perkembangannya.
"Perlunya pendampingan orang tua dalam menonton konten-konten, agar orang tua belajar dengan cara anak tersebut mengoperasikan. Juga bisa mengendalikan baik atau tidaknya konten itu untuk anak," kata Imron dalam acara daring, Jakarta, Jumat (15/4/2022).
Psikolog anak dan remaja Eva Sylvana berpandangan, dunia tumbuh kembang anak saat ini memang sangat berbeda dengan masa dulu, banyak aktivitas ruang, sosialisasi terbangun setiap saat, tegur sapa dimana-mana.
"Saat ini sungguh beda. Anak-anak kita sibuk dengan gadget masing-masing, tidak ada mata menatap mata kalau diajak berbicara, mereka cendrung melihat ke bawah menatap gadgetnya, sibuk bermain game dan lainnya," nilai Eva.
"Iniah dampak apabila penggunaan gadget yang tidak terkontrol. Sejatinya alat teknologi digital digunakan untuk komunikasi, sumber informasi, belajar online, dan hiburan," tambahnya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan, pihaknya berperan sebagai regulator, fasilitator, dan akselerator di bidang. Mengedukasi pengguna gadget, termasuk anak-anak.
"Kementerian Kominfo bersama Siberkreasi serta mitra dan jejaringnya hadir, memberikan perhatian literasi digital yang menjadi kemampuan digital tingkat dasar bagi seluruh lapisan masyarat Indonesia," ujar Semuel.
Pihaknya mengusung pelatihan empat pilar utama literasi digital. Di antaranya kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital. Kegiatan itu dapat terus dilihat melalui laman resmi literasi digital atau melalui media sosial @siberkreasi.