JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Presiden Jokowi secara terang-terangan menyatakan bahwa bangsa Indonesia sudah merasakan dampak dari politisasi agama yang berlarut-larut, sehingga jangan ada lagi politisasi agama dalam kontestasi. Artinya apa? Artinya Politisasi Agama jelas ada dan terjadi di negara ini.
Dampak dari Politisasi Agama hanya menghasilkan kerusakan, selain masyarakat menjadi terbelah dan bermunculan ajaran-ajaran sesat, juga produk politisasi agama menghasilkan produk gagal. Ini menjadi pembelajaran penting bagi bangsa ini untuk tidak mengulangi lagi.
Kedepan, para Calon baik di Pilpres, Pileg dan Pilkada, harus punya sikap, mengutuk secara terang-terangan kelompok tersebut dan menolak keras ketika kelompok tersebut memproklamirkan mendukung mereka. Jika ada calon yang menerima saja, artinya mereka mendukung kelompok tersebut. Itu pasti.
Calon yang menerima bahkan bekerjasama dengan kelompok pengusung politisasi agama, sudah dapat dipastikan calon yang tidak memiliki kemampuan, sehingga mereka butuh hal itu agar mereka dipilih. Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya, seperti yang diingatkan Presiden Jokowi.
Sekali lagi, hanya calon yang tidak memiliki prestasi dan kemampuan yang membiarkan bahkan bekerjasama dengan kelompok yang memainkan politisasi agama, dan kita sudah merasakan dampak buruk akan hal itu.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #