Berita
Oleh Bachtiar pada hari Senin, 06 Feb 2023 - 18:10:48 WIB
Bagikan Berita ini :

Anggota Komisi VII DPR Curiga CPO untuk MinyaKita di Ekspor Ke Luar Negeri

tscom_news_photo_1675681848.jpg
Rudi Hartono Bangun Politikus Partai NasDem (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VII DPR RI, Rudi Hartono Bangun menyoroti kelangkaan MinyaKita di pasaran saat ini. Rudi karib ia disapa meminta agar pemerintah bisa memastikan bahwa seluruh industri perkebunan sawit baik milik negara maupun swasta tidak dalam kondisi defisit buah sawit sebagai bahan utama untuk minyak goreng. Menurutnya, ini penting dilakukan agar persoalan kelangkaan minyaKita dipasaran bisa terurai ketika problem utamanya terselesaikan (hulu). "Harus dilihat sisi hulu dan hilir industri sawit dan Crude Palm Oil (CPO) penghasil minyak goreng ini. Sisi hulunya adalah sektor perkebunan negara dan swasta. Apakah ada kelangkaan buah sawit sehingga bahan baku CPO untuk minyak goreng (migor) jadi sedikit dan langka sehingga barang naik dan mahal," tandas Politikus NasDem itu kepada wartawan, Senin (06/02/2023). Rudi juga menekankan agar pemerintah melakukan pengecekan secara komprehensif terhadap operasional industri perkebunan sawit dan industri minyak goreng yang memproduksi bahan baku untuk minyak goreng. "Di sisi hilir juga harus di cek and ricek perusahaan dan pabrik-pabrik CPO dan pengusaha migor," tegasnya. Dibalik langkanya MinyaKita saat ini, Rudi menduga, tak tertutup kemungkinan sebagian CPO mentah yang harusnya diproduksi jadi migor untuk kebutuhan dalam negeri bisa jadi barang tersebut di ekspor semuanya oleh para pelaku usaha industri minyak goreng. "Apakah memang barang di depo/tangki langka dan sedikit sehingga produksi CPO untuk dijadikan migor juga sedikit atau CPO bahan baku migor tersebut di ekspor lagi seperti kasus awal dulu," sindirnya. Sebelumnya, disita dari Antara, Jumat (03/02/2023) Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berdalih bahwa kelangkaan MinyaKita di pasaran bukan disebabkan stok minyak goreng menipis, melainkan imbas banyak masyarakat yang mulai beralih dari minyak goreng premium menjadi MinyaKita lantaran kualitasnya yang tidak berbeda jauh. "Semua orang beli itu ya jadi habis. Nanti kalau semua yang beli premium jadi beli ini, ya enggak akan cukup juga. Karena udah bagus semua mau beli MinyaKita, dijualnya di retail modern, online padahal kan ini untuk pasar-pasar," kilah Zulkifli yang juga Politikus PAN itu beberapa waktu lalu. Diketahui, dalam rangka mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng kala itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan MinyaKita pada 6 Juli 2022. MinyaKita diproduksi oleh perusahaan-perusahaan minyak goreng untuk memenuhi kebijakan domestic price obligation (DMO) untuk mendapatkan izin ekspor. Artinya, perusahaan-perusahaan produsen minyak sawit yang beroperasi di Indonesia diharuskan memproduksi minyak murah kemasan MinyaKita agar bisa mendapatkan izin kuota ekspor CPO.

tag: #minyak-goreng  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement