JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Rabu malam, 15 November, lebih dari seratus aktivis pro demokrasi berkumpul. Mematangkan jaringan dan satu sikap: Melawan rezim Jokowi. Perkumpulan ini diberi nama Presidium Indonesia.
Pertemuan dadakan dan berlangsung sangat solid. Para tokoh lintas aktivis 98 dan 80-an, duduk bareng. Berkomitmen untuk menggalang elite bangsa dan berbagai elemen rakyat.
Sebuah terobosan konsolidasi di tengah kekacauan bernegara. Bersepakat mengusung isu bersama, yakni: Pemilu Tanpa Jokowi! Kekuasaan Jokowi adalah sumber kekacauan dan kecurangan.
Mencuri suara rakyat yang diperhalus kecurangan adalah kejahatan luar biasa dalam bernegara. Hak rakyat untuk berdemokrasi secara jujur dan adil, telah dirusak oleh modus politik cawe-cawe.
Dalam pandangan bersama menegaskan bahwa kejahatan yang terjadi di Mahkamah Konstitusi telah melucuti kedaulatan rakyat, melecehkan konstitusi dan merusak tatanan bernegara.
Jika hal itu dibiarkan, maka negara telah dibajak oleh watak kekuasaan yang otoriter. Sangat berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup rakyat banyak. Tidak boleh dibarkan, harus dihentikan.
Oleh sebab itu, Presidem Indonesia hadir sebagai wadah perjuangan bersama. Berupaya menyatukan potensi anak bangsa. Saatnya bersatu akhiri kekuasaan Jokowi yang semakin brutal dan zalim.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #