Oleh Fath pada hari Selasa, 04 Feb 2025 - 14:11:49 WIB
Bagikan Berita ini :

Trump Ancam Kenakan Tarif 100 Persen bagi Anggota BRICS, Demokrat Dorong Insentif untuk Industri-UMKM

tscom_news_photo_1738653109.jpg
Marwan Cik Asan Politikus Demokrat (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Sekretaris Fraksi Demokrat DPR RI, Marwan Cik Asan, mendorong pemberian insentif kepada industri dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Marwan menilai, langkah ini dapat meningkatkan daya saing industri dan UMKM di tengah ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait pengenaan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS yang dapat jadi tantangan serius bagi perekonomian Indonesia, terutama di sektor ekspor dan pertumbuhan ekonomi.

"Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti memberikan insentif kepada industri dan UMKM untuk meningkatkan daya saing," kata Marwan dalam keterangan persnya pada Senin, 3 Februari 2025.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah Indonesia juga dapat mengambil dua langkah strategis lain, yakni mendorong diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara BRICS dan kawasan lainnya serta memperkuat ketahanan ekonomi melalui investasi dalam infrastruktur dan teknologi.

"Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat memitigasi dampak negatif dari kebijakan tarif AS dan memanfaatkan peluang baru dalam perdagangan global," ucap Marwan.

Dia menerangkan, langkah Trump mengenakan tarif 100 persen terhadap negara BRICS akan membuat harga produk ekspor Indonesia ke AS naik signifikan.

Menurutnya, AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, dengan produk seperti tekstil, alas kaki, produk elektronik, dan minyak kelapa sawit.

Di sisi lain, lanjut Marwan, langkah Trump itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia karena kontribusi ekspor ke PDB sekitar 20 persen. Bahkan, kebijakan Trump bisa berdampak juga pada nilai tukar rupiah, serta sektor industri dan UMKM

Oleh karena itu, anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Lampung II ini mengusulkan agar Indonesia memperkuat kerja sama dengan negara-negara Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Kemudian, Indonesia juga perlu meningkatkan nilai tambah produk ekspor, seperti mengembangkan industri hilir minyak sawit dan mineral.

Dia juga berkata, menurut Bank Dunia, Indonesia perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur dan teknologi untuk meningkatkan daya saing global.

"Pada 2023, investasi asing langsung atau FDI ke Indonesia mencapai US$44 miliar, tetapi lebih banyak investasi diperlukan untuk mendukung diversifikasi ekonomi," tutur Marwan.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement