Oleh PETRUS SELESTINUS, KOORDINATOR TPDI & ADVOKAT PEREKAT NUSANTARA pada hari Minggu, 09 Mar 2025 - 20:44:48 WIB
Bagikan Berita ini :

KPK SEHARUSNYA BERJIWA KESATRIA, TIDAK KERDIL DAN JADI PENGECUT KETIKA MENGHADAPI PRAPERADILAN HASTO KRISTIYANTO.

tscom_news_photo_1741527888.jpg
(Sumber foto : )

Jakarta, 9Maret 2025-Upaya KPK mengulur waktu persidangan Praperadilan yang diajukan oleh Hasto Kristiyanto, dengan cara menunda persidangan tetapi diam-diam punya hidden agenda melimpahkan berkas perkara ke tahap Penuntutan dengan target utama menggugurkan Praperadilan, jelas sebagai sikap tidak kesatria, kerdil, congkak bahkan pengecut.

Apapun alasannya, persoalan Praperadilan merupakan Hak Tersangka karena di dalamnya menyangkut HAM bagi seorang tersangka yang terjadi akibat penyalahgunaan wewenang oleh Penyidik dan/atau Penuntut Umum, yang hanya bisa ditempuh lewat upaya hukum Praperadilan.

Upaya Praperadilan dijamin oleh KUHAP dan oleh UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dengan proses yang cepat dan putusannya bersifat final serta mengikat secara serta merta. Oleh karena itu, jika dalam penyidikan kasus-kasus tertentu KPK terkesan menghindar dari upaya hukum Praperadilan dengan mempercepat pelimpahan hasil penyidikan ke Penuntut Umum, maka di sinilah nampak watak congkak dan pengecut dari Penyidik KPK.

Padahal Praperadilan itu sebagai pranata hukum untuk melindungi hak asasi manusia si Tersangka dan untuk mengontrol sekaligus mengoreksi sikap dan perilaku tidak terpuji dari Penyidik dan Penuntut Umum berupa tindakan penyalahgunaan wewenang terhadap seorang tersangka yang hak-haknya dijamin oleh KUHAP dan oleh UU Tipikor.

Dalam kasus Hasto Krostiyanto, KPK disebut-sebut tidak menghadiri sidang Praperadilan dan meminta sidang ditunda, akan tetapi KPK diam-diam mengagendakan pelimpahan berkas perkara kepada Penuntut Umum agar segera dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor dengan target menggugurkan Praperadilan yang sedang disidangkan oleh Hakim Praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.


UJI PROFESIONALISME

Kita patut menyayangkan sikap KPK yang tidak fair bahkan tidak jujur Penyidik KPK terhadap Hakim Praperadilan dan terhadap Tim Hukum Hasto Kristiyanto, dengan cara mengulur waktu sidang untuk Praperadilan, tetapi diam-diam mengagendakan pelimpahan berkas perkara dan Tersangka ke Jaksa Penuntut Umum untuk melimpahkan Berkas Perkara ke Persidangan Pengadilan Tipikor. Ini bukan sikap profesional melainkan ini sikap pengecut dan politicking.

Di sinilah sebenarnya Hakim Praperadilan dituntut untuk bersikap adil dan tegas ketika menghadapi Permohonan Praperadilan, dengan cara tidak memberikan kesempatan kepada Termohon jika menunda sidang atas alasan belum siap jawaban, tetapi diam-diam menyiapkan agenda berupa melimpahkan Perkara Pokok ke Pengadilan Tipikor untuk diaidangkan dengan tujuan menggugurkan Praperadilan Hasto Kristiyanto.

Di sini yang dibohongi oleh KPK, tidak hanya Pemohon Praperadilan Hasto Kristiyanto dan Tim Kuasa Hukumnya, tetapi juga Hakim Praperadilan, mestinya kalau memang berkas perkara sudah siap untuk dilimpahkan ke Sidang Pengadilan Tipikor, maka KPK seharusnya berterus terang kepada Hakim tanpa harus meminta sidang ditunda dengan alasan KPK belum siapkan jawaban.

Jakarta, 9Maret 2025
(PETRUS SELESTINUS, KOORDINATOR TPDI & ADVOKAT PEREKATNUSANTARA).

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
RAMADHAN 2025 H ABDUL WACHID
advertisement
DOMPET DHUAFA RAMADHAN PALESTIN
advertisement
RAMADHAN 2025 M HAEKAL
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Komentar Pers pada kenaikkan pangkat Mayor Teddy

Oleh Ikhsan Yosarie | Peneliti Senior SETARA Institute.
pada hari Minggu, 09 Mar 2025
Jakarta, 9 Maret 2025-Pada dasarnya kenaikan pangkat bagi prajurit TNI adalah hal yang wajar, sebagaimana diatur dalam Pasal 26 ayat (1) PP N o. 39 tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit TNI, bahwa ...
Opini

Kenaikan Pangkat Mayor (Letkol) Teddy Menyakiti Prasaan Prajurit , Politis dan Melanggar Prinsip Meritokrasi

Jakarta, 09 Maret 2025 Pada 06 Maret 2025 Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto telah resmi menaikkan pangkat Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dari Mayor menjadi Letnan ...