JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Najib Qodratullah, menegaskan pentingnya pemerintah segera merealisasikan program ketahanan pangan nasional. Ia menilai hal ini krusial untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang mulai berdampak terhadap perekonomian dalam negeri.
“Dengan situasi seperti ini, investasi menjadi tantangan berat yang kita alami. Ini terjadi di hampir seluruh dunia,” ujar Najib dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Jumat (25/4/2025).
Najib menjelaskan bahwa tantangan pangan tidak hanya dialami Indonesia, melainkan telah menjadi isu strategis global. Ketersediaan pangan yang terbatas kini menjadi perhatian utama banyak negara. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat cadangan pangan nasional dan menjamin distribusinya, agar tidak bergantung pada negara lain dalam memenuhi kebutuhan pokok.
“Ketahanan pangan menjadi isu utama karena kita tahu bahwa produk pangan saat ini sangat terbatas,” lanjutnya. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menarik investor ke dalam negeri sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Dalam situasi perlambatan ekonomi global, menurut Najib, dibutuhkan kreativitas ekstra untuk menggaet investasi. “Semua negara mengalaminya. Kita perlu kreativitas lebih lanjut untuk mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menjadikan ketahanan pangan sebagai prioritas utama pemerintahannya. Pemerintah menargetkan tercapainya swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan.
Zulkifli menyatakan bahwa pada akhir April 2025, Indonesia telah mencapai swasembada untuk komoditas beras dan jagung. “Akhir April bulan ini kami sudah berani menyatakan bahwa kita sudah swasembada, paling tidak untuk beras dan jagung,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatatkan surplus beras sebesar 3,5 juta ton. Capaian ini dinilai sebagai langkah awal yang positif menuju kemandirian pangan nasional.