Oleh Sahlan Ake pada hari Minggu, 18 Mei 2025 - 14:49:17 WIB
Bagikan Berita ini :

Cara DPR Promosikan Go Green dan Budaya RI di Sidang PUIC, Beri Delegasi Snack Ubi Cilembu

tscom_news_photo_1747554557.jpeg
Mardani Ali Sera (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Di tengah suasana formal dan diplomatik selama rangkaian Konferensi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19, DPR RI membawa pendekatan berbeda. Tak hanya melalui pernyataan resmi atau pidato kenegaraan, pesan tentang pelestarian lingkungan dan budaya Indonesia juga disajikan lewat cara sederhana yakni menyuguhkan camilan khas Nusantara kepada para delegasi forum Uni Parlemen negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) itu.

Adapun sidang PUIC ke-19 diselenggarakan selama 4 hari pada 12-15 Mei di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Konferensi parlemen negara OKI di mana DPR menjadi tuan rumah ini dihadiri delegasi 37 negara dari total 54 anggota OKI beserta sejumlah negara dan organisasi observer.

Dalam setiap sesi pertemuan atau diskusi, para delegasi dari puluhan negara disambut dengan dua jenis makanan ringan tradisional khas Indonesia, mulai dari rempeyek, keripik ubi Cilembu, keripik bayam, keripik kentang (potato chips), hingga keripik salak. Namun ada juga camilan biskuit keju dan choco chips.

Camilan-camilan tersebut dikemas dalam kemasan kecil sekali makan, dan diambil dari produksi UMKM. Pemilihan camilan-camilan itu bukan hanya karena rasanya saja, tetapi juga sebagai nilai budaya dan lingkungan.

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menjelaskan, inisiatif camilan Nusantara ini merupakan bagian dari komitmen Ketua DPR RI Puan Maharani untuk menjadikan forum internasional sebagai panggung promosi UMKM dan gaya hidup ramah lingkungan.

"Ini merupakan komitmen Mbak Puan, Ketua DPR kita yang ingin memberdayakan UMKM, tapi juga sekaligus bentuk komitmen terhadap gerakan ramah lingkungan atau go green,” kata Mardani Ali Sera, Minggu (18/5/2025).

Bukan hanya memilih makanan lokal saja. Semua camilan disajikan dalam kemasan ramah lingkungan dengan dibungkus tanpa plastik. Packaging yang digunakan, kata Mardani, dari bahan yang bisa didaur ulang.

"Kami sedang membudayakan green conference. Jadi nggak pakai plastik. Yang kemarin semua ada tanda hijau dan reusable. Jadi ini bukan plastik, ini peralatan packaging yang ramah lingkungan. Untuk botol minumannya juga kita pakai botol kaca,” tuturnya.

Selain itu, DPR pun mengemas makanan dengan small packaging atau porsi kecil untuk mendorong konsumsi makanan secukupnya dan meminimalkan sisa makanan. Hal ini penting dilakukan mengingat isu sisa makanan yang terbuang dan menyebabkan limbah sampah juga tengah menjadi isu lingkungan. Untuk itu DPR mendukung dan ikut mempromosikan gerakan meminimalisir makanan terbuang.

"Problem besar kita itu adalah makanan tersisa yang terbuang. Jadi ambil satu aja dulu. Kalau kurang, ada lagi, silakan ambil lagi. Nah, tapi rata-rata makan satu ternyata cukup," jelas Mardani.

Upaya konferensi Go Green yang dicanangkan DPR RI mendapatkan respons positif dari delegasi sidang PUIC. Menurut Mardani, banyak peserta sidang yang juga merasa senang karena bisa mendapatkan pengalaman kuliner baru dengan cita rasa khas Indonesia secara otentik.

"Kemarin saya bertemu dengan delegasi m Turki, dari China, ketemu juga dari Iran. Ketiganya bilang, ini rasanya unik, tetapi enak. Kayak rempeyek sama potato chips, semua prodak UMKM, kita ingin UMKM kita diberi panggung di tempat forum internasional," ungkap Legislatior asal Dapil Jakarta I itu.

Mardani menambahkan, UMKM yang terlibat dalam penyediaan snack selama konferensi PUIC ke-19, sebagian besar berasal dari wilayah Jabodetabek. Meski skalanya masih terbatas, kualitas produk dijaga dengan ketat.

"Mudah-mudahan dengan kita promosikan makanan Nusantara, ini sekaligus bisa punya dampak positif buat Pariwisata Indonesia. Kaya ubi Cilembu ini kan termasuk ubi spesial, rasa manisnya luar biasa padahal nggak pakai gula ya. Banyak delegasi dari luar negeri yang tertarik dan penasaran,” papar Mardani.

“Ini juga menjadi bagian dari diplomasi kuliner Indonesia, sambil memberdayakan dan mempromosikan UMKM kita agar semakin maju. Apalagi dikemas dan disajikan secara estetis dan ramah lingkungan. Banyak tujuan positif tercapai,” sambungnya.

Diplomasi kuliner Indonesia tak hanya disajikan dalam bentuk snack, tapi juga pada sajian makan seperti lunch dan dinner untuk para delegasi. DPR sebagai tuan rumah menyajikan menu makanan seperti rawon, sate madura, emping, hingga es teler.

Penyelenggaraan PUIC di Indonesia pun mendapatkan apresiasi hangat dari para delegasi. Banyak yang terkesan dengan hospitality DPR RI sebagai tuan rumah.

Seperti Delegasi Nigeria yang diwakili Kamorudeen Olarere Oyewumi mengatakan Indonesia telah membuat para delegasi merasa sangat dihormati dan nyaman selama forum berlangsung.

"Orang Indonesia ramah, pekerja keras dan jujur. Terima kasih Pemimpin Parlemen Indonesia. Kami akan kembali segera,” ujar Oyewumi di sela-sela perhelatan sidang PUIC ke-29.

Delegasi lain pun turut menyampaikan pujian serupa. Mulai dari perwakilan parlemen Maroko yang menyampaikan apresiasi penyelenggaraan forum PUIC Indonesia karena dinilai sukses dan tertata dengan baik, hingga delegasi dari negara Mauritania yang menyebut Sidang PUIC ke-19 di Jakarta sangat luar biasa.

Sementara itu, delegasi dari Pantai Gading menyampaikan kegembiraan mereka bisa hadir di Indonesia. Anggota Parlemen Pantai Gading, Manindja Toure Epouse Diabate menyebut penyambutan DPR RI terhadap seluruh delegasi sangat baik dan hangat.

"Kami senang berada di sini bersama orang Indonesia. Kami merasa dihormati dan berterima kasih atas sambutan yang luar biasa,” kata Diabate.

Diabate juga memuji pemberdayaan kepemimpinan perempuan di parlemen Indonesia. Menurutnya semangat yang sama juga dimiliki Pantai Gading. Tak hanya itu, Diabate pun menyampaikan salam dari Presiden Pantai Gading, Alassane Ouattara untuk seluruh rakyat Indonesia.

"Kami sangat dihormati dan terima kasih kepada orang Indonesia. Dan kami akan senang kembali ke sini," imbuh anggota parlemen perempuan itu.

Konferensi PUIC di Indonesia sendiri menghasilkan luaran (output) berisi 17 resolusi negara-negara OKI yang diberi tajuk Jakarta Declaration (Deklarasi Jakarta). Salah satu isu dalam deklarasi ini adalah resolusi terkait Palestina dan dorongan perdamaian bagi negara-negara lain yang tengah berkonflik agar segera mengambil jalur perdamaian.

Jakarta Declaration pun menegaskan kembali peran sentral dari tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabilitas, transparansi, dan supremasi hukum sebagai fondasi utama dalam membangun institusi yang kuat dan tangguh, melindungi kepentingan, hak, dan kesejahteraan rakyat melalui legislasi yang mempromosikan nilai dan prinsip tersebut.

Selain itu, Deklarasi Jakarta juga menekankan pentingnya penguatan softpower dunia islam melalui pendidikan, pemberdayaan kaum muda dan perempuan. Kemudian juga mendorong agar negara PUIC mengatasi segala bentuk diskriminasi, islamophobia, dan mempromosikan Islam sebagai rahmatan lil-alamin.

tag: #dpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement