JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pengangkatan Denny JA sebagai Komisaris Utama dan Independen PT Pertamina Hulu Energi (PHE) hari ini bukan hanya momentum struktural, tetapi juga simbolis. Ia datang di saat salah satu BUMN terbesar Indonesia berada di persimpangan zaman: bertahan dalam bayang-bayang minyak atau melangkah berani menjemput masa depan energi bersih.
Dalam beberapa dekade terakhir, minyak adalah tulang punggung ekonomi nasional sekaligus lambang kedaulatan. Namun, dunia telah berubah drastis. Sejak Paris Agreement 2015 hingga COP28 yang mutakhir, satu suara digaungkan: tinggalkan bahan bakar fosil, secepat dan seefisien mungkin.
Indonesia tidak dapat mengabaikan arus sejarah ini.
Jejak Hitam di Laut, Bayangan Masa Depan di Langit
Kita tidak bisa melupakan tragedi tumpahan minyak di Karawang tahun 2019. Ribuan liter minyak mentah mengubah laut menjadi kubangan racun. Bagi warga seperti Farel, seorang anak nelayan, laut bukan sekadar bentang ai, ia adalah dapur, sekolah, dan taman bermain. Ketika laut menghitam, masa depan pun turut gelap.
Tragedi ini bukan sekadar kesalahan teknis. Ia mencerminkan sistem yang belum siap menghadapi tuntutan zaman. Di tengah tekanan global untuk beralih ke energi ramah lingkungan, Pertamina belum sepenuhnya mampu menjawab tantangan dengan aksi nyata dan transformasi menyeluruh.
Antara Retorika dan Realita
Kita menyambut baik langkah-langkah Pertamina membentuk subholding Energi Baru dan Terbarukan, membangun kilang hijau di Cilacap, serta mengembangkan proyek hidrogen dan amonia. Namun, data tetap berbicara jujur: lebih dari 95 persen pendapatan Pertamina masih bersumber dari minyak dan gas bumi.
Janji net zero emission tampak indah dalam pidato, tapi tak terwujud dalam alokasi investasi. Ini menimbulkan pertanyaan publik: apakah ini transformasi substansial, atau sekadar greenwashing?
Sementara itu, startup energi lokal seperti Xurya dan Electrum bergerak gesit di pasar PLTS dan kendaraan listrik. Mereka kecil, tapi cepat. Pertamina besar, tapi lamban. Di dunia yang berubah begitu cepat, bukan yang kuat yang bertahan—melainkan yang paling adaptif.
Warisan Nasional, Wawasan Masa Depan
Redaksi TeropongSenayan.com meyakini bahwa perubahan paradigma Pertamina bukan lagi pilihan, melainkan keharusan sejarah. Minyak bukan musuh, tapi ia bukan masa depan. Generasi muda Indonesia tak lagi bertanya tentang harga BBM semata. Mereka menuntut udara bersih, planet yang layak huni, dan sistem energi yang berkelanjutan.
Transformasi Pertamina tidak bisa sekadar tambal sulam. Ia harus menyentuh jantung budaya korporasi, arah kebijakan, serta cara kita memahami energi itu sendiri. Pertamina harus berhenti menjadi penjaga warisan fosil dan mulai menjadi penjaga energi kehidupan.
Revolusi Energi Dimulai Sekarang
Redaksi menyerukan lima langkah strategis sebagai arah baru Pertamina:
1. Redefinisi Identitas: Dari “perusahaan minyak” menjadi “penjaga energi bersih Indonesia.”
2. Reorientasi Investasi: Fokus jangka panjang harus condong ke energi terbarukan, bukan eksplorasi migas baru.
3. Kemitraan Inovatif: Merangkul startup energi lokal dan kampus riset untuk mempercepat inovasi.
4. Transparansi ESG: Tunduk pada audit lingkungan independen dan sistem pelaporan berkelanjutan.
5. Revolusi SDM: Membangun budaya kerja yang berpijak pada keberlanjutan, bukan eksploitasi sumber daya.
Menjaga Napas Masa Depan
Seperti yang dikatakan Denny JA dalam esainya, “Yang kita wariskan bukan sumur tuamelainkan napas masa depan.”
Jika Pertamina gagal bertransformasi, ia akan bernasib seperti Kodak dan Nokia raksasa yang tumbang karena menolak berubah. Tapi jika ia berani melangkah, ia bisa menjadi Ørsted-nya Asia Tenggara, pionir energi terbarukan yang memelopori masa depan.
Indonesia tidak punya banyak waktu. Anak-anak kita tidak menunggu roadmap lima tahun. Mereka membutuhkan tindakan hari ini.
Pertamina harus berubah. Demi laut yang jernih. Udara yang bersih. Dan masa depan yang kita bangun bersama.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #pt-pertamina