JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara terkait peran krusial partai politik dalam sistem demokrasi Indonesia. Puan mengatakan partai politik bukan hanya sebagai alat menuju kekuasaan tetapi juga sarana untuk menghubungkan masyarakat dengan negara.
Hal itu disampaikan Puan dalam pidatonya pada Sidang Bersama DPR dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Sidang Bersama DPR-DPD merupakan bagian dari rangkaian Sidang Tahunan MPR RI.
Presiden Prabowo Subianto, Presiden ke-7 RI Jokowi, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wapres ke-13 Maruf Amin, Wapres ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) hingga Wapres ke-6 Try Sutrisno hadir dalam sidang bersama tersebut.
“Partai politik bukan sekadar kendaraan menuju kekuasaan, tetapi jembatan antara rakyat dan negara,” kata Puan.
"Dari partailah wakil rakyat dilahirkan. Dari partailah presiden dan kepala daerah diusung. Oleh karena itu, partai politik memikul tanggung jawab besar sebagai sokoguru kedaulatan rakyat," tambahnya.
Puan menekankan, dalam sistem demokrasi Pancasila yang menjadi fondasi politik Indonesia, musyawarah dan hikmat kebijaksanaan harus menjadi panduan utama dalam setiap pengambilan keputusan, demi membawa kebaikan bagi seluruh rakyat.
"Demokrasi Pancasila menempatkan musyawarah sebagai proses utama, dan hikmat kebijaksanaan sebagai sumber pikiran dan nurani dalam setiap pengambilan keputusan sehingga membawa kebaikan bagi seluruh rakyat, dan tidak meninggalkan siapa pun di belakang," tutur Puan.
Menurutnya, peran strategis parpol sangat besar dalam menjaga kedaulatan rakyat. Melalui parpol, kata Puan, wakil rakyat dilahirkan hingga presiden harus memperjuangkan kepentingan rakyat.
"Partai politik bukan hanya struktur organisasi. Partai politik adalah institusi perjuangan yang seharusnya berdiri tegak di atas nilai, integritas, dan kepercayaan rakyat. Sebab, partai tanpa nilai perjuangan akan membawa kekuasaan kehilangan arah dan makna bagi rakyat," ungkap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Karena peran strategis parpol, Puan pun mengingatkan pentingnya pembenahan internal parpol agar dapat melahirkan pemimpin yang tidak hanya retoris, tetapi juga berpihak pada rakyat dan berani mengambil risiko demi kepentingan publik.
"Partai politik tidak boleh berhenti membenahi diri. Partai harus menjadi tempat lahirnya para pemimpin yang bukan hanya pandai berbicara, tetapi juga mampu berpihak, bekerja, dan berani mengambil risiko demi kepentingan rakyat," tegas Puan.
Meski begiru, Puan berpandangan keberhasilan parpol juga sangat ditentukan oleh sistem politik yang mewadahinya, khususnya sistem pemilu.
"Sebaik apa pun visi dan integritas partai, jika sistem politik khususnya sistem pemilu—tidak mendukung terwujudnya kedaulatan rakyat secara nyata, maka suara rakyat berisiko terdistorsi," ucap Cucu Bung Karno tersebut.
Puan mengatakan, saat ini sistem pemilu di Indonesia masih memiliki tantangan dalam merepresentasikan kehendak rakyat. Sehingga sistem pemilu perlu dibahas bersama agar lebih dekat dengan rakuat.
"Sistem pemilu kita, sebagai sarana utama membentuk perwakilan, memang belum sepenuhnya sempurna. Tantangan kita adalah memastikan bahwa sistem ini benar-benar mendekatkan kehendak rakyat dalam menempatkan wakil-wakilnya dan memilih pemimpinnya," tandas Puan.