JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Beberapa daerah seperti Jawa, Sulawesi Selatan, Lampung, Bali, NTB dan NTT telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari. Hal ini seperti disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Skaya.
Andi Eka menyatakan, musim kemarau tahun 2015 lebih panjang dibandingkan tahun lalu. Hal inilah yang menyebabkan awal musim hujan 2015-2016 mengalami kemunduran. Kondisi ini, menurut Andi, dikarenakan pada tahun ini terjadi fenomena el-nino yang telah mencapai level moderat dan diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai dengan Desember 2015.
“Di sebagian besar wilayah Indonesia, musim hujan baru diprediksi akan mulai pada November atau Desember,” imbuh Andi Eka.
Ada beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi terdampak el-nino.
“Daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi terkena dampak el-nino meliputi Sumatera Selatan Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan,” jelas Andi Eka.
Andi Eka juga menambahkan, wilayah NTB dan NTT telah mengalami musim kemarau panjang sejak Maret 2015 dan diprediksi akan berlangsung sampai dengan November 2015. Sementara untuk wilayah Jawa memasuki musim kemarau sejak April 2015 dan diprediksi berlangsung hingga Oktober 2015.
Kondisi ini, menurut Andi Eka yang akan menyebabkan masa paceklik atau gagal panen. Sedangkan pada sektor kehutanan akan berdampak pada kebakaran hutan dan lahan.
Meski demikian, menurut Andi Eka, tetap ada dampak positif dari el-nino bagi Indonesia. Menurutnya, el-nino memiliki efek positif pada sektor kelautan.
“Hal ini karena suhu muka laut di wilayah Indonesia dingin, sehingga dapat menambah populasi ikan yang nantinya dapat meningkatkan tangkapan ikan dan potensi garam,” ujarnya. (BMKG/mnx)