JOMBANG (TEROPONGSENAYAN) - Kandidat Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi enggan menjadi pemimpin tertinggi di NU tersebut, lantaran kecewa atas perlakuan panitia yang tidak mencerminkan tradisi pesantren.
"Saya tidak bersedia untuk dipilih sebagai rais 'aam, baik forum di Tebu Ireng maupun (forum) yang di alun-alun," kata dia di Ponpes Tebu Ireng Jombang, Rabu (5/8/2015).
Mantan ketua umum PBNU itu mengungkapkan, sebagian besar muktamirin atau peserta muktamar dikecewakan oleh panitia. Perlakuan panitia, sangat tak pantas terhadap muktamirin yang notabene sebagian besar adalah ulama.
Menurutnya, PBNU saat ini telah demisioner. Artinya, kata dia, kendali kepengurusan NU saat ini berada di pengurus wilayah dan cabang di seluruh Indonesia.
Hasyim akan menunggu suara atau keinginan dari para pengurus wilayah dan cabang. Namun, ia menegaskan tetap tidak akan mau ditunjuk sebagai Rais Aam.
"Bukan karena tidak menghormati mereka, tapi menjaga agar NU tidak terbelah," pungkasnya.
Sebelumnya Muktamar ke-33 NU digelar di Alun-alun Jombang. Siang tadi agendanya adalah pleno sidang komisi dan pemilihan sembilan orang kiai yang masuk jajaran AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdi). Sembilan kiai itulah yang akan memilih rais aam PBNU periode 2015 - 2020.
Setelah agenda tersebut, muktamirin istirahat dan kembali ke tempatnya menginap di masing-masing pesantren. Rencananya, pukul 20.00 WIB malam ini akan dilakukan pemilihan rais aam dan ketua umum PBNU periode 2015-2020. Namun belum sampai kembali ke Alun-alun. Peserta di Tebuireng justru melakukan muktamar sendiri.
Mereka mengklaim bahwa muktamar tersebut merupakan kelanjutan muktamar yang dilangsungkan di Alun-alun Jombang.(yn)