JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia dianggap sudah mendesak. Keberadaannya dipandang penting untuk mengejar beberapa ketertinggalan di beberapa sektor, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi.
"Indonesia harus segera memulai membangun PLTN skala besar untuk mengejar ketertinggalannya dan mempercepat pertumbuhan ekonomi," ujar anggota Komisi VII Kurtubi, Selasa (11/8/2015).
Pakar energi ini menjabarkan, saat ini rasio elektrifikasi Indonesia secara nasional masih sekitar 85 persen. Sementara konsumsi listrik per kapitanya masih sangat rendah, yakni sekitar seperlima dari Malaysia, yang per 2014 kemarin mencapai 4.246 kwh.
Konsumsi listrik per kapita yang rendah ini, menurut Kurtubi memengaruhi iklim investasi di Indonesia.
"Investasi (di Indonesia) terhambat karena listrik yang kurang," ujarnya.
Legislator asal NTB ini mengaku sudah mendesak perubahan aturan terkait PLTN ini kepada pemerintah.
"Saya sudah mendesak Pemerintah untuk menghapus ketentuan dalam Kebijaksanaan Energi Nasional (KEN) yang menempatkan PLTN sebagai opsi terakhir. PLTN skala besar harus segera dimulai, bukan sebagai opsi terakhir," tegasnya.
Sementara menurut Kurtubi, lokasi yang tepat untuk membangun PLTN di Indonesia adalah di Kalimantang Tengah.
“Listriknya bisa dialirkan lewat kabel bawah laut ke pulau Jawa,” ujarnya.
Untuk diketahui, Malaysia saat ini tengah menyiapkan pembangunan PLTN di pulau Kalimantan. Hal ini tentunya telah mengundang sejumlah reaksi dari berbagai pihak. (mnx)