JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Jika sebelumnya pernah dikenal istilah “man cave”, saat ini tengah mengemuka tren baru bernama “she shed”.
Istilah “man cave” tak diartikan sebagai gua lelaki, melainkan untuk menggambarkan sebuah titik atau pojok di dalam rumah yang disulap menjadi pusat kegiatan laki-laki. Misalnya saja, ada ruang musik, ruang bilyar, ruang otomotif, dan beragam kekhususan lainnya bagi laki-laki untuk menyalurkan hobinya.
Belakangan, hal serupa sedang diminati kaum wanita di Eropa dengan maraknya “she shed”. Hal ini berangkat dari kutipan kalimat seorang penulis perempuan Virginia Woolf yang menyebutkan, “Seorang perempuan harus memiliki uang, dan sebuah gudang (shed) miliknya untuk menulis fiksi.”
Kata “shed” dalam kutipan tersebut dijadikan simbol oleh banyak perempuan sebagai hak perempuan untuk memperoleh kemerdekaan. Yaitu kemerdekaan untuk memiliki waktunya sendiri. Di dalam gudangnya, para perempuan ini menyalurkan waktu untuk melakukan aktivitas kesukaan dan menekuni hobinya.
Ruang khusus perempuan yang dibangun di luar rumah ini memiliki banyak kegunaan untuk perempuan. Bila ia penulis, gudang ini bisa digunakan sebagai tempat mencari ide dan agar ia fokus menulis. Bila ia suka membaca, maka gudang ini dapat dipenuhi dengan buku-buku favoritnya. Bila perempuan suka mengerjakan kerajinan tangan, maka gudang ini akan penuh dengan beragam bahan kerajinan tangan. Bahkan belakangan, “she shed” banyak digunakan sebagai “ruang kerja” bagi para perempuan dalam menjalankan bisnisnya.
Jadi, apakah para perempuan Indonesia juga tertarik untuk memilikinya? (mnx)