JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terus mengalami penurunan. Banyak pihak khawatir, menurunnya nilai rupiah dapat memunculkan krisis serupa tahun 1998.
Kekhawatiran itu salah satunya disampaikan oleh Ketua Kaukus Muda Indonesia (KMI) Edi Humaidi kepada Teropongsenayan, di Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Edi mengaku kian khawatir dan bingung melihat sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya masih terkesan menganggap enteng atas terpuruknya nilai tukar rupiah.
Bahkan, kata dia, ditengah kondisi yang kian memburuk, Jokowi masih bisa tersenyum dan dengan nada entengnya mengatakan 'duit masih banyak'.
"Ini saya agak bingung dengan sikap Presiden yang masih menganggap situasi sekarang biasa-biasa saja. Apakah Jokowi ini sudah tidak punya kepekaan terhadap situasi saat ini? Jokowi jangan hanya tersenyum saja dong," ujar Edi.
Menurutnya, kondisi perekonomian saat ini sudah tidak menentu, ditambah lagi dengan terus anjloknya nilai tukar rupiah.
Namun, pemerintah selalu memberikan alasan faktor eksternal. Diantaranya karena krisis yang menimpa Yunani, memanasnya situasi di Korea Selatan dan Korea Utara, dan lain-lain.
"Mestinya, yang harus dilakukan Jokowi adalah memperkuat situasi dalam negeri, bukan malah menyalahkan negara lain," katanya.
Sebab, kata Edi, jika perekonomian dalam negeri kuat, tentu situasi global apapun tidak akan banyak berpengaruh. (mnx)