JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengungkapkan, kepastian suku bunga bank sentral Amerika (The Fed) akan dinaikkan pada tahun ini memicu aksi beli dolar.
Maka dari itu, kata Noorsy, pemerintah harus segera mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed tersebut, karena kalau tidak segera diantisipasi maka rupiah akan semakin terpuruk.
"Suku bunga Fed akan naik. Itu berarti akan terjadi persaingan suku bunga di dunia negara yang paling menguntungkan, diikuti tinggi rendahnya risiko ekonomi dan politik," kata Noorsy kepada TeropongSenayan, Sabtu (3/10/2015).
Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang sedang melemah, lanjut Noorsy, maka semakin terbuka masuknya persaingan suku bunga itu. Jika suku bunga di Indonesia menguntungkan investasi portofolio, maka dana asing akan tetap di Indonesia.
Ini pun, rinci dia, dikurangi dengan persentase jatuhnya rupiah 15% dan inflasi 5%. Jadi dibandingkan dengan imbal hasil yang kini 9,2%.
"Maka jika melihat angka-angka ini menunjukkan, kenaikan fed fund rate akan membuat capital flight to quality. Maka rupiah semakin terpuruk," terangnya.
Dirinya mengingatkan Bank Indonesia (BI) agar tidak melakukan pernyataan yang membuat investor kabur.
"BI jangan keluarkan pernyataan yang membangun persepsi buruk dari investor terhadap kapasitas dan kualitas BI sendiri. Terpuruknya rupiah merupakan kontribusi BI," tutupnya.(yn)