JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wacana pembentukan Pansus Pelindo II yang digagas sejumlah anggota Fraksi di DPR tentu tidak terlepas dari adanya kejanggalan yang terjadi di Pelindo II.
Kejanggalan tersebut diperkuat dengan digesernya posisi Kabareskrim Budi Waseso (Buwas) yang pada saat itu tengah gencar-gencarnya mengusut sejumlah kejanggalan di Pelindo II.
Bahkan, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai ada yang aneh ketika penegakan hukum sedang bangkit menyidik kasus dugaan korupsi besar dibawah kepemimpinan Buwas, namun malah diberhentikan dengan alasan membuat gaduh dan ganggu stabilitas ekonomi.
"Ini Bareskrim lagi gencar-gencarnya. Ada 20 kasus yang beliau tangani. Pelindo II hanya salah satu," kata dia di DPR RI Jakarta, Senin (14/09/2015).
Adapun alasan dibentuknya Pansus, lanjut dia, untuk mendalami serta mengawal dan mendukung aparat dalam pengusutan kasus Pelindo II.
“Lewat Pansus ini kita bisa panggil JK, bisa panggil Rini. Kalau polisi kan ada ewuh pakewuh-nya," tandasnya.
Menurut Ruhut ada ketidakberesan pada dirut PT. Pelindo II RJ Lino yang melemparkan ancaman kepada beberapa menteri pasca kantornya digeledah.
"Apalagi Lino yang lagi perbaikan image. Seakan-akan ditelpon Sofyan. Katanya juga sudah telepon Luhut nggak diangkat. Lah ini kan perbaikan image," kata dia.
Atas sikap Lino tersebut, Ruhut pun memberikan pesan kepada insinyur (sipil) lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut untuk berhati-hati dengan ucapannya.
"Saya katakan ke Lino, mulutmu harimaumu," pungkas dia. (mnx)