JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Artis kawakan Titiek Puspa menyatakan keprihatinannya dengan perkembangan seni dan budaya Indonesia.
Padahal, lanjut dia, seni dan budaya sebagai identitas suatu bangsa harusnya mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Seni dan budaya Indonesia masih berada di bawah kolong jembatan. Melihat kondisi seperti itu, Titiek mengaku selalu menangis jika memikirkan nasib seni dan budaya bangsa yang tidak terurus sekarang ini.
“Kenapa seni dan budaya bangsa ini kurang bahkan tidak mendapat perhatian dari pemerintah? Padahal, kebudayaan itu yang bisa membangun generasi bangsa ini memiliki nasionalisme, etika, moral, berbudi pekerti yang luhur, harkat dan martabat sebagai bangsa Indonesia. Tak ada budaya, maka tak ada nasionalisme,” lirih Titiek Puspa dalam diskusi publik ‘Tantangan Kebudayaan Warisan atau Gagasan?’ yang digelar oleh FPKB DPR RI di gedung Parlemen, Jakarta, Senin (14/09/2015).
Lebih lanjut Titiek mengusulkan agar pemerintah mendirikan sekolah seni dan budaya untuk anak-anak sejak dini. Mengingat sejak anak-anak itulah sebuah seni dan budaya bisa dibina dan dididik dengan lebih baik lagi.
“Kalau sejak kecil diajari seni budaya, maka ke depan Indonesia akan memiliki kebudayaan. Sehingga tidak saja melihat hotel-hotel dan mall-mall saja, sedangkan taman pertunjukan tidak ada,” tandasnya.
Menurutnya, kalau dimulai dengan orientasi uang, maka Tuhan tak akan memberi jalan.
“Kalau berorientasi uang, leluhur kita akan sepelekan kita sekarang ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Fraksi PKB Jazilul Fawaid berharap RUU Kebudayaan yang sedang dibahas di DPR ini agar negara ini memiliki arah kebudayaan yang jelas, maka perlu perhatian pemerintah dan DPR RI.
Sebab, kata dia, negara ini akan kehilangan identitas.
“Bahkan hasil karya seni dan budaya bangsa ini banyak yang dicaplok oleh negara tetangga, maka kebudayaan ini harus menjadi prioritas pemerintah dan DPR RI untuk segera disahkan,” terangnya.(yn)