JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anak muda Indonesia pamerkan karya rumah kayu di DPR. Mereka menampilkan sejumlah produk rumah berbahan kayu dengan desain tradisional bercorak etnik.
"Gagasan ini bermula dari kondisi masyarakat kita yang cenderung meninggalkan kearifan nusantara kita yang kaya akan nilai-nilai budaya. Kita ingin mennonjolkan kembali rumah-rumah etnik yang tergerus oleh rumah-rumah modern yang bergaya impor," kata Direktur Marketing CV. Rumah Kayu Indonesia, Rifki Mohtar saat pameran rumah kayu Indonesia di Bazar DPR, halaman gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Jumat (18/9/2015).
Dijelaskan Rifki, usaha rumah kayu yang dijalankannya bermula dari upaya memberikan ruang bagi para pengrajin rumah tradisional di Sumatera. Mereka, kata Rifki, terdiri dari sejumlah anak muda kreatif namun tidak memiliki pandangan tentang teknik pemasarannya.
"Mereka rata-rata berumur 28-40 tahun. Akhirnya kita bermufakat untuk menghidupkan usaha secara bersama-sama, Hitung-hitung untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Kemudian kita coba pasarkan ke sejumlah kota besar di Indonesia. Salah satunya melalui pameran di DPR ini," ungkapnya.
Rifki tak menampik adanya kendala persepsi bahwa penggunaan rumah kayu dapat mempengaruhi budaya pembabatan kayu di hutan Indonesia secara besar-besaran. Karena itu, ia memastikan bahwa rumah kayu karyanya steril dari pohon dan tumbuhan yang dilindungi negara.
"Karena itu, kita mengandalkan kayu industri. Semisal Meranti, Puspa, dan Durian. Jenis-jenis kayu ini dapat di tanam di lahan mati dan kita sengaja untuk mengambil kayu yang berpotensi untuk menggalakkan industri perkayuan bagi masyarakat," terangnya.
Rifki menjelaskan pihaknya secara spesifik menyediakan jasa pengerjaan rumah jadi dengan bahan kayu dan desain yang dikerjakannya. Selanjutnya, Ia akan mengerjakan pendirian rumah yang digarapnya itu pada lahan yang telah disediakan pemesan.
"Tetapi kalau pemesan punya desain sendiri, kita tidak masalah. Kita akan bantu pada pengerjaan hingga rumah itu berdiri," tutur dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, rumah hasil karyanya akan menjadi pemenuhan alternatif ditengah mahalnya rumah dinding berbahan material. Sejauh ini, kata dia, telah banyak pemesan dari sejumlah daerah juga dari berbagai kalangan, termasuk juga anggota DPR.
"Karena harganya relatif murah. Kita cuma mematok harga 90-100 juta. Dan mereka memesan untuk memenuhi kebutuhan dijadikan sebagai Restoran, Second home, hunian santai, Villa dan bahkan rumah aspirasi anggota dewan di Dapil," tutupnya.(yn)