MAJENE (TEROPONGSENAYAN) - Debat kandidat Pilkada Majene, Sabtu 17 Oktober tercoreng oleh perlakuan aparat polisi dan TNI terhadap seorang wartawan. Wartawan yang diketahui bernama Kadir dari Harian Radar Sulbar tersebut diseret saat acara debat berlangsung.
Bahkan Kadir tak hanya diseret keluar, ia yang hendak meliput kegiatan yang berlangsung di gedung Assamalewuang Majene itu juga mendapat pukulan hingga cekikan yang dilakukan sekelompok tim paslon.
Anehnya, peristiwa yang berlangsung di hadapan puluhan aparat polisi, termasuk Kabar Ops Polres Majene yang mengamankan jalannya debat kandidat, diabaikan begitu saja. Bahkan polisi ikut menyeret Kadir.
Awalnya wartawan ini meminta izin untuk masuk, namun pihak keamanan tak mengizinkan, alasannya tidak memiliki ID Card dari KPU. Saat itu, Kadir hanya menunjukkan kartu pers miliknya.
Namun, sesaat setelah, terjadilah aksi kekerasan yang diduga dilakukan oknum simpatisan pasangan calon.
“Saya meminta ijin ke Kabag Ops Polres Majene (Kompol Bambang Haryono,red). Tiba-tiba saya diseret oleh salah satu pendukung Paslon, dibantu polisi dan tentara," ujar Kadir. (iy)