LONDON (TEROPONGSENAYAN) - JK Rowling telah mengkritik sikap brutal pemerintah Israel dan ketidakadilan perlakuan terhadap warga Palestina. Namun, menurutnya, sikap memboikot Israel tidak akan menyelesaikan masalah.
Pada akun Twitternya, @jk_rowling, pencipta karakter Harry Potter ini meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel atas ketidakadilan dan kebrutalan yang dilakukannya kepada warga Palestina.
Namun, ia justru menolak untuk melakukan boikot dengan mengambil jarak dari kebudayaan dan komunitas akademik Israel. Karena menurutnya, itu sama saja dengan menolak untuk berinteraksi dengan segelintir orang Israel yang pro-Palestina.
"Mereka adalah suara-suara yang harusnya terdengar, bukan malah dibungkam," tulis Rowling.
Rowling juga mengatakan, melakukan boikot terhadap Israel sama saja dengan membuat jarak antara seniman dan akademisi yang ingin berbicara satu sama lain, saling memahami serta bekerja berdampingan untuk perdamaian Palestina dan Israel.
Seorang juru bicara War on Want, sebuah kampanye amal yang berbasis di Inggris yang melawan kemiskinan internasional, mengatakan, JK Rowling benar untuk menyatakan bahwa rakyat Palestina telah menderita kebrutalan yang tak terhitung dan ketidakadilan. Tapi dia salah menolak boikot terhadap institusi pendidikan Israel.
"Faktanya, sejumlah kecil akademisi Israel yang mendukung hak-hak Palestina telah dikucilkan dari universitas mereka. Rowling harus memikirkan kembali posisinya dan bergabung dengan meningkatnya jumlah tokoh budaya di seluruh dunia yang mendukung seruan boikot," katanya. (mnx/The Telegraph)