Berita
Oleh Diyah Kusumawardhani pada hari Selasa, 10 Nov 2015 - 00:17:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Selama 30 Tahun, Karbondioksida Capai Rekor Tertingginya

38asap-pabrik.jpg
Asap Yang Keluar Dari Cerobong Pabrik (Sumber foto : Istimewa)

JENEWA (TEROPONGSENAYAN) - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebutkan, kadar gas rumah kaca di atmosfer mencapai rekor tertinggi pada 2014.

"Setiap tahun kami katakan bahwa waktu semakin habis. Kita harus bertindak sekarang untuk mengurangi gas rumah kaca jika kita ingin punya peluang menjaga peningkatan suhu pada tingkat terkendali," kata Sekretaris Jendral WMO Michel Jarraud pada Senin (9/11/2015) waktu setempat.

Ia mengimbau kepada warga dunia untuk melakukan apapun untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, yang diantaranya berasal dari penggunaan bahan bakar fosil dan pertanian, produksi semen dan penggundulan hutan. Hal ini sebaiknya dibuat beberapa pekan sebelum dilaksanakannya perundingan untuk menyepakati perjanjian iklim PBB di Paris, yang diikuti sekitar 190 negara.

Grafik yang dikeluarkan badan PBB itu menunjukkan kadar karbondioksida, gas rumah kaca paling utama, meningkat hingga 400 ppm, dan setiap tahun tercetak rekor baru sejak pencatatan mulai dilakukan pada 1984.

Kadar asam-arang rata-rata tercatat 397,7 ppm pada 2014 namun sempat mencapai batas 400 ppm di belahan bumi utara pada awal 2014, dan kembali terjadi secara global pada awal 2015.

"Pada tahun depan, kami akan melaporkan konsentrasi yang lebih tinggi akibat El Nino," kata kepala riset atmosfer WMO Oksana Tarasova kepada Reuters, merujuk pada fenomena pemanasan Samudra Pasifik.

Jarraud menyebutkan, dalam waktu dekat akan dirasakan efek dari kadar 400 ppm karbondioksida tersebut.

"Itu berarti suhu udara dunia lebih panas, iklim semakin ekstrem seperti gelombang panas dan banjir, es mencair, permukaan air laut meningkat dan keasaman samudra meningkat. Ini tengah terjadi sekarang dan kita bergerak menuju kawasan yang belum dipetakan dengan kecepatan yang mengkhawatirkan," katanya.

Untuk diketahui, konferensi Paris tersebut akan digelar bulan ini, dan dipimpin oleh penghasil gas rumah kaca terbesar, Tiongkok dan Amerika Serikat. Konferensi ini berencana untuk membatasi emisi setelah 2020. Namun, rencana itu belum cukup mengurangi emisi untuk membatasi pemanasan global hingga 2 derajat Celsius tahap pra-industri.

"Dua derajat cukup buruk namun itu akan lebih baik daripada tiga derajat. Tentu saja akan lebih baik jika 1 derajat. Namun 1 derajat itu sudah tidak mungkin lagi. Itu tidak mungkin. Terlambat," pungkas Jarraud. (mnx/Ant)

tag: #gas-rumah-kaca  #karbon-dioksida  #perubahan-iklim  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement