JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Nasdem Donny Priambodo menanggapi isu yang menyebut pemerintah RI menggunakan jasa lobi terkait pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Barack Obama.
Menurut Donny, pada dasarnya penggunaan kata lobi itu sudah menjadi rahasia umum dalam proses tawar atau bargaining diplomasi.
“Kan sebetulnya lobi ini sejauh mana kita dapat mempengaruhi, apa yang bisa kita tawar. Begitu juga sebaliknya, apa pula yang bisa mereka tawarkan sehingga pada akhirnya terjadi bargaining. Jadi kata lobi itu bukanlah konotasi yang jelek,” papar Donny di sela aktivitas resesnya, Selasa (10/11).
Ia melanjutkan, semua aktivitas bisnis juga memerlukan proses lobi. Dia mencontohkan kasus penjualan alustista militer, di mana negara atau pihak swasta yang menjual akan melobi sasaran market agar produk tersebut dapat diterima.
“Saya mau jual alat persenjataan militer tentu pesaingnnya banyak, maka perlu kita lobi ke mereka. Artinya semacam approaching (pendekatan – red) ke mereka, dengan menyebutkan kelebihan serta keunggulan produk tersebut, hingga akhirnya mereka itu mau membeli. Seperti itu,” urai Donny.
Donny tak percaya pemerintah Indonesia menggunakan jasa lobi untuk bertemu Presiden Obama.
“Kalau sebuah negara seperti Indonesia yang secara hubungan dengan Amerika Serikat cukup baik, maka kalau ada pemberitaan menyewa jasa lobi untuk pertemuan bilateral kedua presiden tersebut, ini patut dipertanyakan. Karena apa? Padahal kita punya KBRI, kita punya diplomat ulung lah, kenapa harus sewa perusahaan lobi?” ungkap legislator dari Dapil Jawa Tengah III.
Terlepas berbagai kontroversi itu, Donny berharap kisruh pemberitaan terkait jasa pelobi dalam kunjungan Presiden tidak perlu diperuncing, apalagi dipolitisir.
“Saya rasa pak Luhut (Panjaitan, Menkopolhukam) dan Kemenlu sudah mengklarifikasinya, berpikir positif saja. Tidak mungkinlah, Presiden Jokowi selaku kepala negara membawa kepentingan di luar kebijakan nasional Indonesia ke sana,” pungkas Donny.(yn)