JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Untuk mengatasi persoalan Bahan Bakar Minyak (BBM), Indonesia perlu membangun banyak kilang BBM. Pasalnya, kapasitas kilang yang ada tidak lagi mampu memenuhi konsumsi yang terus semakin besar.
Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut akan semakin membelit Indonesia dalam memenuhi kebutuhan BBM. Kapasitas kilang BBM di Indonesia saat ini sebesar 1,1 juta barel per hari. Padahal konsumsi sudah mencapai sekitar 1,3 juta barel per hari. Kilang BBM terakhir dibangun Indonesia tahun 1994 yaitu kilang BBM di Balongan, Indramayu.
"Indonesia harus membangun lebih banyak kilang-kilang BBM baru yang inputnya (bahan baku minyak mentah-red) dari Indonesia," ujar Seto Wardono, pengamat ekonomi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam seminar nasional bertema 'Menimbang Efektivitas Kebijakan Otoritas Moneter Dalam Mengendalikan Current Account Deficit di Indonesia' di hotel Millenium, Jakarta, kemarin.
Seto mengungkapkan sejak beberapa tahun belakangan Indonesia mengalami defisit dalam neraca perdagangan migas. Baik produksi minyak mentah maupun produksi kilang BBM tak mencukupi tingkat konsumsi BBM domestik. Sehingga harus ditutup dengan impor.
Kondisi ini menyebabkan tekanan pada neraca perdagangan secara keseluruhan. Maklum, kebutuhan devisa untuk impor BBM maupun minyak mentah (yang diolah dalam kilang BBM di dalam negeri-red) tergolong cukup besar yakni sekitar US$1 juta per hari.
Pembangunan kilang BBM diharapkan bisa sedikit mengatasi persoalan ini. Seto juga berharap kilang BBM yang dibangun mengolah minyak mentah asal Indonesia. "Kebanyakan kilang-kilang memproduksi BBM, dengan menggunakan input (bahan baku minyak mentah-red) dari luar. Tantangannya, sekarang kita, memproduksi BBM dari minyak kita sendiri," ujar Seto.(ris)