JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Mundurnya Airlangga Hartarto dari bursa calon ketua umum di Munas IX Partai Golkar, Bali karena alasan penyelenggaraannya tidak fair merupakan bukti bahwa semua sudah diskenariokan. Ditambah lagi beredarnya rekaman Nurdin Halid mengenai skenario pemenangan Aburizal Bakrie (ARB), menjadi bukti yang tidak terbantahkan.
"Semua ini adalah bukti skenario jahat untuk merampas kedaulatan partai dari tangan anggota sebagaimana diatur dalam pasal 4 anggaran dasar partai, sekaligus merampas kedaulatan pengurus DPP yang bersifat kolektif," kata anggota Presidium Tim Penyelamat Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa dalam pernyataan yang dikirim kepada TeropongSenayan, Selasa (2/12/2014) pagi.
Kedaulatan partai, kata Agun, sudah dirampok oleh orang-orang tertentu seperti Nurdin Halid dan Freddy Latumahina yang telah diberi mandat calon ketua umum. Padahal orang-orang itu sudah ditolak sebagian anggota DPP saat rapat pleno, tetapi tidak ada keinginan dari kelompok tertentu hingga mempertahankan sampai sekarang.
"Jelaslah bahwa ini adalah skenario pemenangan ARB yang sudah dirancang. Saya sejak awal sudah ungkapkan ada skenario sistemik mulai forum konsultasi nasional di Bandung dan Rapimnas di Yogyakarta. Demikian juga sehari sebelum munas dibuka ada pertemuan para pimpinan DPD untuk membulatkan suara memilih ARB."
Dan sekarang makin jelas dan terjawab hasil dari skenario itu, satu-satunya calon lawan ARB, Airlangga Hartarto pun tersingkir sebelum maju. Dia tidak kuasa lagi untuk maju karena peluangnya sudah ditutup hingga dan tinggal diputuskan secara aklamasi. "Keputusan secara aklamasi itu memang bagian dari skenario mereka," ujar Agun.(ss)