JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Tidak ada gunanya DPR mengadakan kunjungan kerja (kunker) kalau setelah kembali ke Senayan mereka kisruh lagi satu dengan yang lain. Karena itu, bisa saja kunker DPR hanya menghabiskan uang negara yang mestinya bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih luas.
"Mereka hanya tahu terima uang dari negara lalu dihabis-habiskan dengan mengatasnamakan kunker, tapi nggak pernah tahu makna dari kunker yang mereka jalnmi," kata Uchok Sky Khadafi dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), kepada TeropongSenayan, Sabtu (13/12).
Pernyataan Uchok ini sekaligus menanggapi ucapan anggota DPR dari Fraksi Hanura DPR Inaz Nasrullah yang menuding LSM hanya asal bunyi dalam memberi penilaian terhadap anggota DPR saat kunker.
Lebih lanjut Uchok menilai, anggota DPR yang tidak terima dikritik dan diberi masukan itu sesungguhnya tidak cerdas dan malas berpikir sebagai wakil rakyat. "Mereka hanya tahu dikasih duit lalu dihabiskan saat kunker. Memang duit nenek moyangnya," ujar Uchok.
Mestinya, tegas Uchok, mereka beripikir taktis dan cerdas hingga kunker tidak sekadar rutinitas menghabiskan uang negara tetapi harus ada nilai tambah. Setelah kunker sudah semetinya mereka membuat laporan, kesimpulan dan merumuskan apa yang hendak dilakukan selanjutnya setelah melihat lapangan. Dengan demikian saat kunker berikutnya mereka dipercaya konstituen.
"Jangan sampai, datang lagi ke DPR berantem lagi, rebutan kursi lagi, lalu kapan mereka bekerja untuk rakyat kalau yang dilihatnya langsung pun tidak bisa dikerjakan," tegas Uchok.
Jadi anggota DPR, kata Uchok, mestinya tidak tipis kuping dan bersumbu pendek, tetapi harus menerima keluhan rakyat dan masukan serta kritik dari rakyat langsung atau LSM. Apalagi ini di negara demokrasi yang menjamin kebebasan orang berbicara. "Dan semua pasti berpikir untuk kemajuan bangsa," katanya.(ss)