JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM), Faisal Basri yang minta pemerintah menghentikan impor produk BBM RON 88 dinilai menguntungkan asing. Pasalnya, langkah itu akan membuat SPBU asing bangkit lagi.
"Sudah lama para pemiliik SPBU asing menginginkan dihapuskannya RON 88 alias Premium agar SPBU asing bisa hidup bersaing. Pas banget ya sekarang malah diusulkan Tim Faisal Basri," ujar Fuad Bawazier di Jakarta, Senin (22/12/2014).
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Marwan Batubara, Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS). SPBU asing, menurut Marwan akan mengambil pangsa pasar SPBU Pertamina dengan dihentikannya impor RON 88.
Bahkan Marwan mengkahwatirkan konsumen tidak memilih Premium 92 yang akan menggantikan Premium dengan alasan kualitasnya tidak sebagus yang dijual SPBU asing. Sebab, kilang Pertamina belum terbiasa memproduksi BBM jenis Premium 92.
Sejak diberlakukan UU Migas, pasar produk BBM di Indonesia memang menjadi terbuka bagi asing. Beberapa SPBU asing telah beroperasi sejak beberapaa tahun lalu. Seperti SPBU Petronas, SPBU Shell dan SPBU Total.
Hanya saja, selama ini SPBU asing tersebut hanya menjual BBM non subsidi seperti Pertamax yang di jual di SPBU Pertamina. Namun karena harga jual produk BBM jauh lebih mahal dibanding harga BBM bersubsidi,beberpa SPBU asing sempat tutup.
Sejak harga BBM bersubsidi dinaikkan penjualan SPBU asing kembali bergairah. Sebab, harga jual produk BBM tidak beda jauh dengan harga BBM bersubsidi yang dinaikkan oleh Presiden Jokowi pertengan bulan November 2014.
Kini munculnya usulan penghentian impor RON 88, menurut Fuad, akan disambut suka cita oleh SPBU asing. "Sebab, itulah yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh mereka (SPBU asing-red)," ujar Fuad. SPBU asing memang mengincar pasar yang besar di Indonesia.(ris)