JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), AM Fatwa mewanti-wanti agar Kongres PAN yang akan berlangsung April 2015 tidak menggunakan cara-cara yang dapat memancing perpecahan internal. "Sebaiknya ada damai antara yang lama dengan para pelanjut PAN dan tidak harus ada aklamasi-aklamasi," katanya usai menghadiri diskusi 'Menutup Tahun Politik, Mengawali Konsolidasi Nasional' di Gedung DPD RI, Jakarta Senin (22/12/2014)
Menurut Fatwa, pelaksanaan Kongres PAN harus mengedepankan nilai-nilai demokrasi. "Jangan sampai ada pihak luar ikut campur dan mengobok-obok internal PAN karena potensi itu selalu ada, apalagi ada yang coba mengundang kearah situ," terang dia lagi.
Lebih jauh senator asal DKI Jakarta itu memberikan contoh beberapa partai politik yang mengalami perpecahan. "Kita lihat PPP dan Golkar. Artinya potensi perpecahan itu ada dan dalam dinamika politik itu pasti ada," ucap deklarator PAN.
Seperti diketahui konflik internal PPP dan Partai Golkar juga dipicu gara-gara menggunakan mekanisme aklamasi. Romi terpilih secara aklamasi dalam Muktamar PPP di Surabaya. Begitu juga dengan Aburizal Bakrie terpilih melalui aklamasi dalam Munas Partai Golkar di Bali.
Fatwa menekankan siapapun yang akan memimpin PAN haruslah seseorang yang menonjolkan jiwa kerakyatan dan keumatan. "Saya ingin pemimpin PAN mendatang adalah orang yang mementingkan rakyat dan umat," tegasnya.
Namun saat ditanya apakah hal tersebut ada dalam diri Hatta Radjasa, Fatwa tidak mau menjawab secara gamblang. "Saya tidak katakan itu ya, tapi maksud saya siapapun yang memimpin PAN ke depan agar mampu memahami latar belakang didirikannya PAN," pungkas dia.(ec)