JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia memuji kerja Badan SAR Nasional (Basarnas). Sebab, ditengah keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia namun mampu melakukan tuga pencarian dan evakuasi korban musibah pesawat Air Asia QZ8501 dengan baik. Bahkan hingga mendapat apresiasi dari sejumlah negara.
"Kita harus apresiasi kerja Basarnas. Namun bukan berarti tidak ada kelemahan, alat-alat pas-pasan. Kalau tidak didukung negara lain, tidak mungkin seperti ini," tukas Yudi Widiana Adia kepada TeropongSenayan, Rabu (7/1/2015).
Yudi mencontohkan alat pendeteksi benda bawah laut yang dimiliki Basarnas yang tidak bisa beroperasi maksimal, "Tiga alat deteksi, dua rusak dan kemampuan cuma 50 meter (ke dalam laut). Kalah jauh dengan alat Rusia yang bisa sampai 500 meter," kata Yudi yang sempat mengunjungi Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah tempat pusat operasi pencarian korban.
Selain itu, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga menyoroti keterbatasan personel yang dimiliki oleh Basarnas. Untunglah, kekurangan itu tertutupi dengan banyaknya lembaga negara lain yang ikut membantu. "Personel juga terbatas, tapi terbantu dengan dukungan yang baik sehingga SDM jadi banyak," tandas Yudi.
Basarnas memang mendapat simpati dan dukungan guna menghadapi ganasnya cuaca di selat Karimata tempat kejadian jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501. Sejumlah negara datang membantu membawa peralatan canggih dan tenaga ahli yang mendukungnya. Dibawah koordinasi Basarnas mereka bekerja bersama tengah mencari dan mengevaluasi korban.
Tercatat negara Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Rusia, Amerika dan Australia terlibat dalam misi kemanusiaan ini. Jepang dan Rusia menerjunkan tim penyelam. Rusia juga memboyong pesawat amphibi untuk menyisir lokasi kecelakaan. Singapura menerjunkan peralatan baru dan tercanggih dalam operasi ini. Korea dan Malaysia mengirimkan kapal laut.(ris)