JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Sejumlah aktivis dan pelaku sejarah dari peristiwa politik 98 mengkritik keras film berjudul "Di Balik 98" karya sutradara Lukman Sardi. Mereka menilai film tersebut banyak menampilkan adegan yang tidak sebenarnya, merubah fakta, membelokkan sejarah dan penuh distorsi.
"Kami bersepakat hari ini untuk menyatakan sikap bahwa tidak mempersoalkan kreasi teman-teman pekerja seni. Namun, mempersoalkan penggalan sejarah yang dibuat fiksi itu," ujar aktivis 98 sekaligus alumnus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Ridwan Darmawan di kafe Warung Daun, Cikini, Rabu (7/1/2015).
Dalam kesempatan tersebut hadir beberapa aktivis 98, di antaranya Sayed Junaidi Rizaldi, Suryo AB, Sarbini, Ubedilah Badrun, Heriyono Nayottama, Embay S, Lili Herawati, Denny Agiel Prasetyo, Pery Rinandar dan Mahendra Untung Dewa, Agus Hermanto, Said Salahudin dan Donny Herlambang.
Donny menambahkan, dalam film yang dibintangi Chelsea Islan dan Boy William itu terkesan lepas dari realitas yang sebenarnya. "Semestinya film itu lebih banyak melibatkan tim riset. Yang pasti risetnya terkesan sangat cetek. Yang saya sorot adalah penyebutan nama-nama korban Trisakti. Korban Trisakti disebutkan hanya 3 dan dengan nama-nama yang tidak tepat pula," tandasnya.
Ridwan meminta pihak terkait dalam pembuatan film tersebut untuk membatalkan atau menunda pemutarannya. "Setidaknya kita berharap film tersebut ditunda penayangannya. Memang nama lokasi dan waktu persis seperti yang kita alami dulu, tapi kontennya tidak tepat," tukas pria yang mengaku pengacara tersebut.
Seperti diketahui, "Dibalik 98" merupakan hasil produksi dari MNC Pictures dengan genre Drama. Film tersebut garapan Lukman Sardi dan dibintangi Chelsea Islan, Donny Alamsyah, Boy William, Ririn Ekawati, Verdi Solaiman, Alya Rohali dan Fauzi Baadila. Rencananya, film itu akan diluncurkan di sejumlah bioskop di Indonesia pada tanggal 15 Januari 2015 mendatang.(yn)