JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - PDIP mematok ambang batas parlemen di angka lima sampai enam persen guna merampingkan jumlah fraksi di DPR RI. Rampingnya fraksi berdampak positif terhadap pengambilan keputusan di DPR.

Ketua DPP Partai Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira mengatakan, ambang batas parlemen perlu disoroti demi mengidealkan jumlah Fraksi di DPR

"Ambang batas parlemen itu prinsipnya semaksimal mungkin mengurangi jumlah fraksi di DPR," kata Andreas di Komleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Karena itu ia sepakat jika ambang batas dinaikan angkanya dari semula 3,5 persen. Dia mengakui ada banyak parpol yang masuk ke parlemen, namun pengambilan keputusan di DPR juga harus tetap efektif.

"Kita menghargai, kita melihat realitas pluraritas politik di Indonesia. Tapi untuk lebih mengefektifkan proses pengambilan keputusan di parlemen, kita perlu jumlah fraksi yang tidak terlalu banyak lah. Menurut saya (ambang batas parlemen) idealnya lima sampai enam persen," katanya.

Sementara itu mengenai sistem pemilihan, PDIP lebih condong ke sistem proporsional tertutup. Menurutnya sistem itu bisa memperkuat kepartaian.

"Penguatan kelembagaan partai, dan itu memperkuat representasi anggota yang terpilih nanti. Kontestasi ya antar partai dong. Karena apa? peserta pemilu kan partai politik, kalau di UUD, bukan individu," kata Andreas. (plt)