JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nasarudin Umar menegaskan aparat kepolisian harus cermat dan super hati-hati dalam melakukan pengamanan karena aksi ini akan sulit dideteksi terkait potensi kemungkinan ditunggangi kelompok radikal.
“Agaknya sulit untuk membaca situasinya karena kelompok moderat dan garis keras akan menyatu turun di jalan. Bahkan kelompok liberal juga akan turun. Artinya, aparat keamanan cermat dalam melakukan pengamanan. Jangan sampai aparat salah mengambil tindakan,” ungkap Nasarudin, Selasa (1/11/2016).
Menurut Nasarudin, dari informasi yang ia terima, beberapa ulama dan tokoh Islam akan ikut kegiatan tersebut seperti Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, KH Didin Hafidhuddin, mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin, KH Abdullah Gymnastiar, Ustadz Yusuf Mansur, dan Ustadz Arifin Ilham. Bahkan juga ada beberapa anggota DPR.
Ia yakin dengan adanya kepemimpinan dan bimbingan para ulama dari MUI, NU, dan Muhammadiyah, serta para tokoh lainnya, aksi itu akan berjalan lancar dan umat tidak terpancing oleh kelompok-kelompok tertentu yang ingin membenturkan Islam dengan kepentingan lainnya, terutama yang yang ingin memecah belah NKRI.
“Jangan sampai diprovokasi oleh siapapun. Kalau tidak diprovokasi pasti adem-adem saja. Mereka melakukan niat luhur, kalau dihadapi berlebihan, mereka para ulama yang santun itu akan tersinggung. Hargai hak demokrasi setiap warga negara. Wajar bila kita yang mencintai Alquran, akan turun ke jalan untuk membelanya,” ungkap Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini.
Pada kesempatan itu, Nasarudin mengimbau kepada umat Islam yang ikut demonstrasi itu agar menaati peraturan yang berlaku. “Jangan ada anarkisme, jangan merusak hal-hal yang tidak perlu, dan jangan menimbulkan perpecahan. Di sisi lain, saya juga minta aparat keamanan tidak terpikir bahwa peserta itu seperti penjahat atau provokator. Apalagi di sana akan hadir tokoh dan ulama-ulama kharismatik dan terkemuka,” ungkap mantan Wakil Menteri Agama ini.
Nasarudin menilai, aksi demonstrasi merupakan bentuk dukungan umat Islam kepada pemerintah untuk melakukan tindakan terhadap upaya-upaya yang melecehkan agama Islam dan telah menyinggung perasaan umat. Ia memuji pernyataan Kapolri, Panglima TNI, dan Kapolda Metro Jaya, yang melarang anggotanya menggunakan senjata dalam mengamankan aksi itu.
Rencananya demontrasi itu akan dilakukan setelah salat Jumat dari Masjid Istiqlal menuju Istana Negara. Sebagai pimpinan Masjid Istiqlal, Nasarudin Umar tidak bisa melarang umat Islam untuk datang. Namun ia menegaskan, pihaknya tidak mau menjadikan Masjid Istiqlal sebagai panggung politik untuk siapa pun.
“Masjid Istiqlah harusnya jadi oase spiritual, jangan kita diblok seolah-olah masjid Istiqlal tempat berkumpul untuk merongrong pemerintah atau siapapun,” ujarnya. (icl/Antara)