JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan, masyarakat tidak butuh calon pemimpin yang hanya bermodalkan pencitraan serta jargon normatif, seperti akan mewujudkan tata kelola pemeritahan ibukota yang transparan, akuntabel dan berintegritas.
Sederet jargon normatif tersebut selama ini kerap diucapkan calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat menggelar kampanye di sejumlah wilayah Ibukota.
"Warga DKI sudah cerdas, sehingga tidak akan tertipu dengan pemimpin pencitraan. Cukup 10 tahun saja kita dipimpin dengan pencitraan," kata Masinton menyindir dua periode rezim Presiden SBY, Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Anggota Komisi III ini mengungkapkan, kompleksitas yang membelit DKI Jakarta membutuhkan gubernur pendobrak dan bernyali besar.
"Tanpa nyali besar sulit membangun Jakarta," kata Masinton.
Sebelumnya, Direktur Megapolitian Strategis Indonesia, Ade Adriansyah Utama meragukan komitmen Agus dalam meningkatkan kualitas birokrasi yang bersih dan bertanggungjawab.
Beban terberat Agus mewujudkan birokrasi bersih, kata Ade, antara lain datang dari Partai Demokrat yang punya track record buruk terkait tindak pidana korupsi. Selama periode kedua kepemimpinan SBY, 2009-2014, tujuh elite bintang mercy dijebloskan ke penjara karena tersangkut korupsi. Yakni, Anas Urbaningrum (ketum), M Nazaruddin (bendahara), Andi Mallarangeng, Hartarti Murdaya (dewan pembina), Jero Wacik (sekretaris majelis tinggi), Sutan Bhatoegana (ketua DPP), serta Angelina Sondakh (wasekjen DPP).(plt)