Oleh Syamsul Bachtiyar pada hari Kamis, 02 Feb 2017 - 12:53:36 WIB
Bagikan Berita ini :

Gula Impor Banjiri Pasar, Wachid Ungkap Petani Jadi Korban

25IMG_20160523_165553_1464050076925.jpg
Abdul Wachid, Anggota Komisi VI DPR-RI (Sumber foto : Aris Eko)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Wachid menyesalkan membanjirnya gula import rafinasi saat ini. Gula yang seharusnya diperuntukkan untuk industri makanan dan minuman, lanjut dia, malah bocor ke pasar umum.

"Gula rafinasi membanjiri wilayah Jateng. Akibatnya gula lokal tidak laku, kalah bersaing. Kebijakan Mendag membunuh industri gula dan petani tebu," ungkap Wahid yang juga politisi Partai Gerindra ini kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (01/02/2017).

Yang lebih memprihatinkan, lanjut dia, gula rafinasi dijual eceran pedagang pasar desa dengan harga Rp 10.750 kg. Harga ini dibawah harga eceran gula lokal yang ditetapkan Menteri Perdagangan sebesar Rp 12.500/kg.

"Mestinya tidak boleh jual ke pasar umum, tapi khusus industri. Ini berarti sudah menyalahi aturan Mendag. Sebab gula lokal sesuai peraturan Mendag harga di eceran Rp 12,500 kg," tandas dia.

Membanjirnya gula rafinasi ke pasar umum, kata dia, tidak terlepas dari adanya ijin gula impor 400 ribu ton oleh Mendag.

"Kejadian rafinasi impor akan membanjiri pasar sesuai prediksi aku sebulan yang lalu," katanya.(ris)

tag: #abdul-wachid  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement