JAKARTA [TEROPONGSENAYAN] – Tutup buku 2016, PT Perusahaan Gas Negara Tbk [PGN] membagikan dividen sebesar Rp 1,82 triliun atau senilai Rp 75,18 per lembar sahamnya. Dividen itu merupakan 45 persen bagian dari laba bersih perseroan yang besarnya USD 304.324.421. Tahun lalu dividen PGN tercatat sebesar US$ 304 juta atau sebesar Rp 4,04 triliun dengan kurs Rp 13.308/USD.
Selain itu, PGN juga menyiapkan dana sebesar US$ 500 juta untuk belanja modal (capital expenditure/ capex) tahun ini. Jumlah itu kurang lebih sama dengan realisasi capex tahun lalu. Direktur Keuangan PGN Nusantara Suryono mengungkapkan, perseroan mengalokasikan sebagian besar capex untuk anak usahanya, yaitu PT Saka Energi Indonesia sebesar US$ 300 juta. Sisanya untuk kebutuhan operasional PGN.
“Alokasi Saka Energi lebih besar karena sistemnya PSC, sehingga setiap kita cash call masuknya sebagai capex,” tuturnya. Tahun ini Saka Energi juga akan membangun sejumlah pipa gas. Saat ini Saka Energi sudah memiliki aset di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera.
Besarnya dividen itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan [RUPST] yang diadakan awal Mei lalu [4/5/2017] di Jakarta.
Kemandirian Energi Nasional
Di tengah upaya pemulihan perekonomian nasional, selama periode Januari-Desember 2016, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 1.599 million standard cubic feet per day (MMSCFD), bertumbuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.591 MMSCFD. Dengan perincian volume gas distribusi (niaga gas bumi) sebesar 803 MMSCFD, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 802 MMSCFD dan volume transmisi (pengangkutan gas bumi) sebesar 795 MMSCFD.
Sebagai BUMN gas nasional, PGN mendukung upaya Pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi nasional. Dengan pengelolaan gas bumi terintegrasi maka PGN memiliki kemampuan yang baik dalam mengembangkan infrastruktur serta menyalurkan gas bumi dari produsen hulu langsung ke pengguna domestik.
Direktur Umum dan SDM PGN Desima E Siahaan menjelaskan, pengembangan infrastruktur gas bumi yang dilakukan PGN merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memperkuat kemandirian energi nasional. Penggunaan gas bumi sebagai energi baik yang ramah lingkungan, efisien, dan aman terbukti mampu mendorong perekonomian dengan efektif.
Di 2016, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 252 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.278 km atau setara dengan 80% pipa gas bumi hilir nasional. Pengembangan infrastruktur tersebut ditujukan untuk meningkatkan perluasan aksesabilitas gas bumi serta peningkatan layanan kepada pelanggan.
Dari infrastruktur gas bumi tersebut, PGN menyalurkan gas bumi secara langsung ke pelanggan domestik mencapai 168.973 pelanggan, dengan rincian lebih dari 165.392 pelanggan rumah tangga; 1.929 pelanggan sektor UMKM, komersial, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan; serta 1.652 industri manufaktur berskala besar dan pembangkit listrik. “Saat ini PGN telah hadir di 12 provinsi untuk menyalurkan gas bumi bagi masyarakat,” kata Desima.
Sejumlah proyek yang telah diselesaikan PGN dengan tepat waktu seperti proyek pipa gas Kalisogo-Waru, Jawa Timur sepanjang 30 km. Kemudian PGN juga menyelesaikan proyek di ruas Jetis-Ploso di wilayah Mojokerto sampai Jombang sepanjang 27 km. Juga proyek ruas Kejayan-Purwosari di Pasuruan sepanjang 15 km.
Selain di Jawa Timur, PGN juga menyelesaikan proyek infrastruktur pipa gas bumi sepanjang 18,3 km di Batam. Proyek pipa gas yang berada di kawasan bisnis Batam ini akan menyalurkan gas bumi ke wilayah Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh di Batam.
PGN saat ini juga sedang mengerjakan proyek pipa distribusi gas Sumatera Tengah sepanjang 123 km, pipa laut dan fasilitasnya untuk kepulauan Riau sepanjang 5 km, serta beberapa pengembangan jaringan infrastruktur gas lainnya seperti di Jawa Barat dan Surabaya . Dalam waktu dekat PGN juga akan menyalurkan gas bumi ke eberapa rumah susun di DKI Jakarta.
"PGN mengandalkan kemampuan pendanaan perusahaan untuk membangun infrastruktur gas dalam negeri, sehingga tidak membebani APBN," tutup Desima. b]