JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pengamat keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyatakan, selain bencana alam dan narkoba, Indonesia juga sangat rentan terhadap ancaman teror. Oleh karenanya, seperti bencana alam dan narkoba, penanganan teror juga harus melalui penguatan mitigasi.
"Bagi saya yang masuk akal dilakukan saat ini adalah memperkuat upaya mitigasi," kata Fahmi seperti dikutip dari antaranews, di Jakarta, Jumat (26/5/2017).
"Kerentanan Indonesia terhadap teror sama halnya kerawanan terhadap bencana alam dan narkoba," ujarnya.
Menurut Fahmi, masyarakat Indonesia saat ini secara praktis membutuhkan pembekalan yang lebih memadai tentang bagaimana bertahan di tengah segala macam kerawanan teror tersebut.
Fahmi meyakini deradikalisasi atau ideologisasi bukanlah jalan keluar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembekalan tersebut.
"Karena, jika hanya itu yang dilakukan, masyarakat bukan semakin cerdas tetapi semakin dangkal," kata Fahmi.
"Ekstremisme kekerasan lahir dari ketidakberpikiran, kedangkalan. Jika kemudian diobati dengan 'pendangkalan' apa yang terjadi? Panen kekerasan," tegasnya. (plt)