JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pimpinan Rumah Amanah Rakyat (RAR) Ferdinand Hutahaean mengatakan bantahan dari Istana soal riuh gaji Presiden Jokowi tak menjernihkan polemik tersebut.
Menurutnya, bantahan tersebut hanya bicara pada angka gaji pokok presiden semata, tapi tidak menjelaskan dari mana dan apa saja sumber penghasilan Presiden Jokowi hingga mencapai angka Rp 1,8 Milyar? Ini yang harus dijelaskan, bukan gaji pokok semata.
"Karena kalau cuma menghitung gaji pokok, maka totalnya tidak akan mencapai Rp 1,8 milyar atau setidaknya sama dengan penghasilan SBY sebagai Presiden yaitu Rp 720 juta. Akan menjadi pertanyaan kemudian tambahan penghasilan sekitar Rp 1 milyar itu dari mana? Jangan salahkan publik jika kemudian menduga itu sebagai sebuah gratifikasi kepada Presiden yang dihitung sebagai penghasilan," kata Ferdinand, di Jakarta, Kamis (29/6/2017)
Mungkin ada anggapan yang menyatakan bahwa Jokowi adalah pengusaha. Ya dulu itu benar, tapi saat ini Jokowi hanya sebagai Presiden dan Zakat yang dibayarkan adalah Zakat Profesi sebagai Presiden.
Itulah mengapa sangat penting saat ini Istana menjelaskan secara rinci penghasilan presiden tersebut. Bisa saja gaji tidak naik, tapi tunjangan dinaikkan setiap tahun di tengah prestasi kerja yang buruk dan ekonomi yang tidak bertumbuh.
"Publik tentu menunggu istana menjelaskan secara rinci daftar penghasilan presiden tersebut, karena publik berhak untuk itu, sebab penghasilan Presiden itu adalah dari Pajak yang di pungut dari rakyat. Tuan. kami tunggu penjelasan dan kejujuran tuan," pungkasnya. (icl)