JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah menjadi kacung asing seperti yang dituduhkan rekan separtainya, Arief Poyuono.
Menurutnya, sejak dulu dia anti-neolib. Bahkan, Fadli mengaku ikut menyusun manifesto Partai Gerindra yang isinya anti-neoliberalisme.
"Ya bagaimana saya dari dulu anti-neolib, disertasi saya anti-neolib. Bahkan Gerindra itu juga anti-neolib, kita nih anti-neolib semua, saya yang ikut menyusun manifesto," kata Fadli kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/8/2017).
Wakil Ketua DPR RI ini santai menjawab tudingan Arief yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Dirinya menyebut tudingan kacung neolib itu sebagai hiburan belaka. "Jadi kalau ada main tuduh, aduh, itu anggap saja hiburan lah. Iseng-iseng berhadiah," cetus Fadli.
Sebelum menuduh Fadli, Arief sempat melontarkan pernyataan yang membuat PDIP geram karena menyamakan dengan PKI. Tak lama kemudian, Arief berubah sikap, dia malah mengobral pujian atas kinerja Presiden Joko Widodo selama tiga tahun menjabat. Fadli menuturkan, Mahkamah Partai akan memanggil Arief untuk dimintai keterangan atas ucapannya. Namun, dia belum bisa memastikan sanksi yang akan diberikan ke Arief.
Arief diketahui sudah pernah mendapatkan surat peringatan. Akan tetapi, Fadli tidak menjelaskan kasus yang membuat Arief diganjar sanksi.
"Mahkamah partai nanti ada mekanisme lah terkait ucapan. Kan setiap partai pasti punya disiplin partai, gitu ya. Dan disipin partai itu biasanya perlu ditegakkan, supaya ada kedisiplinan secara dispensasi," tutur Fadli. (aim)