Ragam
Oleh Ilyas pada hari Minggu, 22 Mar 2015 - 11:02:30 WIB
Bagikan Berita ini :

Studi: Hampir Separuh Balita Indonesia Kekurangan Vitamin D

15Untitled.jpg
Vitamin D (Sumber foto : Istimewa)
Teropong Juga:

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Indonesia termasuk negara yang menunjukkan prevalensi kekurangan vitamin D pada anak yang cukup tinggi. Hal itu diungkapkan Direktur Developmental Physiology & Nutrition Danone Nutricia Early Life Nutrition Belanda Dr Martine Alles di Jakarta, Minggu (22/3/2015).

Ia mengemukakan hasil sebuah studi yang dilakukan SEANUT pada 2013. Dalam studi tersebut ditemukan hampir separuh balita yang lahir di Indonesia mengalami kekurangan vitamin D.

"Studi SEANUT Indonesia 2013 menunjukkan prevalensi kekurangan vitamin D pada anak-anak Indonesia berumur 2-4,9 tahun adalah sebesar 42,8 persen di desa dan 34,9 persen di kota," katanya.

Padahal kata dia, vitamin D merupakan salah satu zat gizi yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan anak-anak. Ia mencontohkan pada abad 19 terjadi insiden penyakit riketsia (pertumbuhan tulang dalam bentuk abnormal) yang melanda Eropa dan Amerika Serikat, khususnya di daerah perkotaan, yang disebabkan oleh kurang terpaparnya anak-anak pada sinar matahari.

Selanjutnya, pengobatan yang dilakukan adalah penggunaan minyak ikan pada abad dua puluh dan penetapan vitamin D sebagai fortifikasi mentega sejak 1961.

"Meningkatnya penyakit riketsia ternyata menyingkapkan manfaat lain vitamin D. Selain memperbaiki pertumbuhan tulang, vitamin D juga berpengaruh terhadap imunitas adaptif," kata Dr Martine Alles.

Dijelaskannya, asupan rendah vitamin D, kekurangan (deficiency) vitamin D, dan ketidakcukupan (insufficiency) vitamin D tidak hanya terjadi pada anak-anak di Eropa, tetapi juga di Asia.

Menurut Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia Institut Teknologi Bogor Prof Hardinsyah,masalah gizi di Indonesia memang masih memprihatinkan, terlihat dari jumlah balita bertumbuh pendek (stunting) akibat kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi yang mencapai 37,2 persen atau 8,8 juta balita Indonesia pada 2013.

"Pemenuhan gizi seimbang terutama bagi calon ibu hamil, bumil, busui dan balita terus diperlukan. Terutama difokuskan pada zat gizi yang masih defisiensi seperti protein, asam lemak esensial, zat besi, kalsium, yodium, zink, vit A, vit D dan asam folat," ujarnya, dikutip laman Antara.

Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Peningkatan Kesehatan Ibu & Anak serta Perbaikan Status Gizi Masyarakat telah ditetapkan sebagai dua dari sepuluh isu strategis nasional dan arah pembangunan kesehatan dalam lima tahun ke depan.

Head of Corporate Affairs Sarihusada Arif Mujahidin mengatakan pihaknya sebagai perusahaan yang didirikan enam puluh tahun lalu dengan misi memperbaiki gizi anak bangsa terus berkomitmen untuk mendukung upaya perbaikan gizi yang dilakukan pemerintah melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi ibu-anak.

"Kami berharap bisa menjadi bagian bagi perbaikan gizi untuk membangun generasi bangsa Indonesia yang semakin berkualitas," jelas Arif. (iy)

tag: #Vitamin D  #balita indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Ragam Lainnya
Ragam

KENANGAN 50 TAHUN KEMERDEKAAN RI Semua harapan keunggulan bangsa buyar karena politik ?

Oleh M. Said Didu
pada hari Minggu, 10 Agu 2025
17 Agustus 1995, tepat 50 Tahun Kemerdekaan RI.  Kami insan Teknologi saat itu yang dipimpin oleh Pak Habibie (saat itu sdh 8 tahun bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi - BPP ...
Ragam

Mimpi Hashim: Menjadikan Indonesia Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia

Jakarta, 20 Juni 2025 – Di tengah gempuran perubahan iklim global, hadir satu wacana yang terdengar sederhana namun sarat makna ekologis dan ekonomis: bambu. Tanaman yang lekat dengan tradisi ...