JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Aparat kepolisian diminta bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang menjadi provokator dalam penolakan kedatangan ustaz Abdul Somad ke Bali. Jika dibiarkan maka dikhawatirkan akan terjadi ketegangan antar umat beragama di berbagai daerah.
"Aparat kepolisian jangan membiarkan kasus-kasus seperti ini. Apa jadinya kalau kemudian umat Islam di daerah lain terprovokasi dengan tindakan oknum yang memanaskan suasana di Bali," kata Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan, Selasa (12/12/2017).
Dijelaskannya, adanya sejumlah ormas yang bergerak menolak kedatangan Abdul Somad, terjadi karena ada pihak yang memprovokasi. Sehingga ormas di Bali terpancing dan akhirnya melakukan penolakan terhadap ustaz Abdul Somad.
"Saya tidak bisa membayangkan kalau kejadian itu sampai berbuntut pengusiran atau kekerasan terhadap umat Islam yang terlibat dalam acara tausiah itu. Bisa saja sentimen antaragama yang meluas kemana-mana, bahkan bisa memunculkan kekerasan. Untungnya aparat kepolisian Bali bisa mengatasi suasana di sana," kata wakil dari PAN tersebut.
Taufik mengingatkan bahwa kejadian seperti itu tidak boleh terjadi lagi. Sehingga aparat kepolisian harus bekerja mengusut orang-orang yang menjadi provokator kejadian di Bali.
Kerukunan umat beragama, kata Taufik, tidak boleh dirusak oleh oknum-oknum provokator. "Isu agama sangat sensitif dan gampang jadi memicu kekerasan. Jadi aparat jangan segan-segan untuk menindak dengan tegas," kata Taufik.
Disinggung tentang alasan penolakan bahwa ustaz Abdul Somad dianggap anti-NKRI, Taufik mengatakan, serahkan masalah itu ke aparat kepolisian. "Polisi kan mengawasi kegiatan yang dilakukan. Kalau memang kegiatan itu melawan bentuk pemberontakan terhadap Pancasila dan NKRI, kan tinggal ditindak denga tegas. Proses dengan menggunakan UU Makar. Jadi jangan main-main menggunakan massa untuk membubarkan kegiatan keagamaan. Itu sangat sensitif dan mudah meluas,"ungkap Taufik.
Taufik mengingatkan jika polisi tidak menindak tegas, maka bisa saja muncul provokator di daerah lain. "Karena oknum itu merasa apa yang dilakukan aman-aman saja. Jadi akan diulang lagi, dan ditiru di daerah lain," kata Taufik. (Icl)