JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Peneliti Senior dari Network For South East Asian Studie (NSEAS) Muchtar Effendi Harahap menilai, pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun Jokowi berkuasa gagal mencapai target.
Menurutnya lagi, kondisi kinerja Presiden Jokowi mengurus perekonomian makro juga tergolong buruk.
Tidak tercapainya target tersebut, lanjut dia, lantaran Jokowi tidak bisa menepati janji saat kampanye Pilpres 2014 untuk menjadikan pertumbuhan 8 persen per tahun. Tidak hanya itu target soal pertumbuhan ekonomi 7 persen juga gagal sebab yang didapat hanya 5 persen.
"Pada era SBY sebelum Jokowi berkuasa, pertumbuhan ekonomi dapat tetap terjaga cukup tinggi. Selama kurun waktu 2010-2013 era SBY meski terjadi pelambatan ekonomi global, perekonomian Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 6,2 persen dalam periode empat tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2010-2014," ungkap dia kepada wartawan di Jakarta, Jumat (15/12/2017).
Selain itu, terang dia, kegagalan Jokowi dalam mengurus pertumbuhan ekonomi negara juga terlihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2017, yang tercatat sebesar 5,06 persen. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan 5 persen telah membuat Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,06 persen pada 2017 dipastikan berada dibawah rata rata ASEAN. Indonesia tertinggal jauh di bawah Fhilipina yang tumbuh 6,9 persen dan Vietnam 6,4 persen,” jelas dia.
Kondisi perekonomian Indonesia kini di era Presiden Jokowi, kata dia, juga ditandai dengan daya beli masyarakat melemah.
Jika mengacu hasil survei The Nielsen Company Indonesia (Nielsen) menyimpulkan, ada penurunan daya beli masyarakat kelas menengah dan bawah.
"Hal ini terlihat dari September 2017, sektor fast moving consumer good (FMCG) mengalami perlambatan pertumbuhan dimana growth hanya mencapai 2.7 persen sedangkan rata-rata pertumbuhan normal tahunan mencapai 11%," papar dia.
Dengan kondisi demikian, Muchtar mengaku ragu, Jokowi dapat merubah kondisi dan memenuhi target pertumbuhan ekonomi di sisa kepemimpinannya.
“Sangat kecil kemungkinan tim Ekonomi Jokowi mampu," pungkasnya. (icl)