GARUT (TEROPONGSENAYAN) - Kementerian Pertanian mengungkapkan pada Februari 2018 Kabupaten Garut, Jawa Barat mengalami surplus beras sebanyak 71.593 ton.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (6/2/2018), Penanggungjawab Upaya Khusus (Upsus) Jawa Barat, Banun Harpini mengatakan, total luas panen di Kabupaten Garut pada Februari 22.972 ha dengan produktivitas gabah kering giling (GKG) 6,9 ton/ha sehingga produksi mencapai 158.506 ton setara dengan 99.859 ton beras.
"Dengan jumlah penduduk Garut 2,5 juta jiwa, maka konsumsi berasnya sebesar 28.266 ton, sehingga terjadi surplus 71.593 ton," katanya saat mendampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan panen padi serempak seluas 300 ha di Desa Mancagahar, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut, Jabar.
Mentan Amran memanen padi bersama Wagub Provinsi Jabar Deddy Mizwar, bersama pejabat setempat seperti Bupati Garut, Ketua KPPU, Kasdam Siliwangi, Danrem dan berbagai lapisan masyarakat Garut.
"Dari hamparan 764 ha di desa ini kita panen serempak hampir setengahnya. Sisanya bertahap hingga akhir Februari," kata Mentan.
Menurut Dedi Mizwar, Jabar selalu surplus beras dan merupakan produsen beras tertinggi kedua nasional setelah Jatim.
Produksi GKG Jabar pada Februari 2018 sekitar 950.000 ton atau setara beras sekitar 600 ribu ton, sementara itu konsumsi beras untuk jumlah penduduk 46,7 juta jiwa sekitar 330 ribu ton beras sehingga surplus sekitar 270.000 ton.
Harga GKP di akhir 2017 mencapai Rp5.800/kg, sementara hari ini hanya Rp4.500 - Rp4.800/kg atau menurun sekitar Rp1.000-Rp1.300/kg, ujar Wagub, yang membuktikan bahwa sesungguhnya sejak Januari lalu stok beras berlimpah.
Dedi juga mengapresiasi pemerintah pusat yang kini sangat memperhatikan petani, misalnya dengan pembangunan bendungan Jatigede yang selama puluhan tahun mangkrak kini sudah beroperasi.
Sementara itu Amran menambahkan, pemerintah pusat juga juga telah memberikan berbagai bantuan untuk petani seperti bibit, benih, alat mesin pertanian, pupuk, dan cetak sawah baru.
"Hasilnya sejak 2015 padi, jagung, bawang merah, dan cabai kita swasembada bahkan ekspor," ujarnya.
Amran juga menegaskan bahwa sejak dua tahun lalu, Kementan telah membantu asuransi untuk petani seperti pada kematian sapi, padi kekeringan, kebanjiran, kena hama penyakit semuanya diganti oleh PT Jasindo. (Ant/icl)