JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Lobi Gedung Nusantara III komplek MPR/DPD/DPD seperti menjadi ruang favorit para pencari berita di lingkungan rumah rakyat, kawasan Senayan, Jakarta. Banyak aktivitas digelar di area terbuka dan paling luas diantara tempat lain.
Mulai dari kegiatan talk show televisi, pameran buku atau foto, tempat para teladan dari seluruh nusantara saat acara kenegaraan dan yang paling sering terlihat adalah tempat wartawan menunggu narasumber. Karena itu sehari-hari pasti terlihat wartawan duduk-duduk di lantai Gedung Nusantara III.
Bahkan Ketua MPR Zulkifli Hasan, sebelum menjadi Ketua Umum PAN, beberapa kali ikut 'melantai,' ngobrol dengan wartawan. Tapi semenjak jadi Ketua Umum PAN belum pernah lagi duduk-duduk di lantai dengan wartawan.
Fasilitas wifi yang baik, menambah betah para wartawan 'melantai' di tempat ini sambil membuat berita berlama-lama. "Memang di sini wifinya paling bagus bang dibandingkan tempat lain," kata Hardiyanto, satu wartawan daerah yang sehari-hari meliput kegiatan di gedung DPR.
Di jaman orde baru, nama-nama gedung di komplek DPR, menggunakan bahasa sansekerta. Gedung Nusantara III ini namanya Lokawirashaba. Gedung-gedung lain juga menggunakan nama sansekerta, seperti Lokawirasabha Tama (Gedung Nusantara I), Ganagraha (Nusantara II), Pustakaloka (Nusantara IV), Grahakarana (Nusantara V), Samania Sasanagraha (Setjen DPR) dan Mekanik Graha (Gedung Mekanik)
Pasca reformasi 1998, tepatnya 18 November 1998, Wakil Ketua DPR bidang Korkesra Fatimah Ahmad memimpin rapat membahas penggantian nama itu. Secara resmi nama-nama gedung itu diganti pada 14 Desember 1998 saat Ketua DPR dijabat Harmoko.
Bagi wartawan, sampai saat ini Gedung Nusantara III memang menjadi tempat favorit karena strategis untuk mengejar narasumber. Seluruh pimpinan MPR/DPR/DPD juga berkantor di gedung ini. Ruang wartawan sejak dulu sampai sekarang juga ada di tempat ini. Bahkan di Gedung Nusantara I, tempat berkantornya seluruh anggota DPR disiapkan ruang wartawan tetapi perlahan-lahan tidak ada yang menyambangi.
Semua wartawan kumpul di Gedung Nusantara III, baik di ruang wartawan maupun lobi yang lokasinya persisi di depan ruang wartawan. Beberapa kali ada himbauan dari Petugas Pamdal DPR agar tidak melantai. Karena Saat Marzuki Alie menjadi Ketua DPR pernah ada tamu negara yang menanyakan kepada pimpinan soal wartawan yang duduk-duduk di lantai.
Tapi tetap saja tidak digubris hingga pimpinan minta ruang wartawan diperlebar ke belakang. Tapi setelah ruang diperlebar, tetap saja wartawan melantai karena jika mereka berada di dalam ruangan, narasumber yang melintas, terutama pimpinan mereka tidak tahu dan hilanglah sumber berita itu.
Jumlah wartawan yang terus bertambah juga tidak mampu lagi ditampung di ruang wartawan sekalipun sudah diperluas. Saat ini wartawan yang tercatat dan rutin menjalankan aktifitas sehari-hari di DPR tidak kurang dari 150 orang, terdiri dari wartawan cetak, online, foto dan elektronik (radio dan televisi).(ss)