JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Indonesia saat ini memiliki cadangan terbukti minyak bumi sebanyak 3,3 miliar barel. Namun, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan tersebut bukan jumlah yang melimpah.
Dengan asumsi produksi minyak konstan 800 ribu barel per hari (bph), Indonesia tidak mampu memproduksi minyak lagi dalam 11 hingga 12 tahun ke depan.
"Mungkin (berhenti berproduksi) dalam 11-12 tahun ke depan, karena produksi akan turun. Tahun depan, (produksi minyak) mungkin turun menjadi 700 ribu bph dan seterusnya," ujar Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar dalam keterangan resmi, Selasa (27/3/2018).
Jika dibandingkan dengan cadangan terbukti minyak dunia, milik Indonesia hanya setara dengan 0,2 persen. Reserve Replacement Ratio (RRR) Indonesia juga dinilai masih rendah karena hanya sebesar 50 persen.
"RRR adalah rasio berapa banyak (minyak) yang diambil terhadap berapa banyak (cadangan minyak) yang ditemukan. Kita (Indonesia) dua kali lebih banyak mengambil daripada menemukan, sementara negara-negara tetangga RRR-nya banyak yang di atas 100 persen," imbuhnya.
Arcandra mengungkapkan kunci keberlangsungan produksi minyak bumi di Indonesia adalah teknologi dan temuan dari cadangan baru.
Menurut Arcandra, teknologi eksploitasi minyak bumi saat ini hanya dapat mengambil 40 hingga 50 persen cadangan minyak dari dalam perut bumi.
"Sampai saat ini, belum ada teknologi yang bisa menguras (cadangan minyak) lebih. Selama anak cucu kita bisa menemukan teknologi itu, kita tidak akan bisa memproduksi lebih dari itu," ungkapnya.
Sementara, lanjut Arcandra, cadangan gas Indonesia lebih baik, yaitu cukup untuk 25 hingga 50 tahun ke depan.(yn/cnnindonesia.com)