JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Penundaan eksekusi mati bandar narkoba diantaranya kelompok 'Bali Nine' karena akan adanya Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 19-24 April merupakan tindakan konyol.
"Itu alasan konyol, sebab pelaksanaan hukuman adalah bagian dari kedaulatan negara," kata Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazier kepada TeropongSenayan, Kamis (09/04/2015).
Menurut Fuad, di negara-negara lain eksekusi mati tanpa berkoar-koar. Pemerintahan Jokowi, sambung Fuad, memanfaatkan eksekusi terpidana narkoba untuk pencitraan. "Jokowi ingin merasa beda dengan SBY. Makanya dijadikan panggung pencitraan," papar Fuad.
Fuad juga menyayangkan demonstrasi berlebihan yang dilakukan Jokowi dalam eksekusi ini, seperti penggunaan pesawat Sukoi dan kapal perang dalam pengawalan eksekusi. "Di zaman pak Harto juga ada eksekusi tapi tidak berkoar-koar. Setelah di "dor" baru diumumkan," pungkas Fuad.(ss)