Film 212 The Power of Love telah menghiasi layar bioskop Tanah Air sejak 9 Mei 2018. Begitu tayang, film ini langsung membetot perhatian publik. Para penonton pun harus mengantri guna mendapatkan tiket masuk. Ini isyarat, film yang menawarkan spirit persatuan ini menarik perhatian dan keingintahuan publik.
TeropongSenayan berkesempatan berbincang dengan sang produser Helvi Tiana Rosa. Selama perbincangan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta, beberapa waktu lalu itu, Helvi menyampaikan nilai lebih Film 212 The Power of Love. Bahkan, sempat disinggung pula tentang sumber dana pembuatan film. Berikut kutipannya:
======
Apa pesan yang terkandung dalam Film 212 The Power of Love?
Ini film keluarga, bisa ditonton oleh semua kalangan, semua umur, semua agama. Film ini mengajarkan tentang keimanan, tentang kecintaan kepada Allah, kepada Rosul,tentang perdamaian dan persatuan.
Banyak yang menduga-duga, film ini hanya tentang demo 212. film ini bercerita tentang seorang ayah yang seorang ustadz dari Ciamis, dari kampung. Dia sudah berpisah sepuluh tahun dengan anaknya yang kuliah di Amerika. Anaknya sangat liberal, kemudian dia menjadi jurnalis, lalu Islam Fobia.
Ini adalah konflik, bagaimana si anak melihat gerakan 212, dan bagaimana sang ayah melihat gerakan 212.
Ada perbedaan sudut pandang?
Si anak menilai gerakan ini politis, sementara sang ayah mengatakan gerakan itu sebagai bentuk kecintaan kepada Allah, kepada Alquran. Tidak ada yang menyuruh danmembayar kami (melakukan aksi 212).Kemudian konflik membesar, dan latar dari konflik itu adalah gerakan 212.
Dokumentasi Aksi 212 masuk dalam film, apa pertimbangannya?
Iya, bagaimana melekatkan dokumentasi dalam aksi 212, dengan baik. Tapi, ini bukan film dokumenter. Dokumentasi hanya pelengkap.
Darimana anggaran untuk penggarapan film ?
Dana untuk produksi film ini merupakan dana patungan. kami menolak dana dari politisi. Ada beberapa politisi yang menawarkan dana, dan jumlahnya lumayan. Tapi nama dia minta dicantumkan sebagai produser atau produser eksekutif.
Kami ingin menjaga film ini sebagai film umat. Tidak ada biaya dari politisi manapun. Tidak juga ada dari ustadz-ustadz manapun. Alhamdulilah, semua dana kita patungan. Sutradaranya juga ikut patungan. Ada juga yang meminjamkan alat.
Maaf, apakah pemainnya dibayar?
Pemainnya dibayar, tapi Insya Allah kalau film ini meledak, nanti kami kasih bonus. Insya Allah kalau film ini punya untung, kami komit karena film ini film wakaf,termasuk di dalamnya wakaf dari Al Azhar, maka Insya Allah sebagian keuntungan akan kita kembalikan ke umat. Misalya, donasi untuk menangani persoalan di dalam negeridan Palestina.
Total biaya produksinya mencapai agka berapa?
Belum termasuk promosi, hampir Rp 3 Miliar. Itu di luar promosi.Biaya hampir Rp 3 miliar itu sudah ditekan sedemikian rupa.
Bagaimana Anda menyampaikan spirit persatuan dalam film ini?
Ini adalah film yang membuat kita menyadari bahwa kita harus bersatu. Ini adalah film, yang menyadarkan kita bahwa kita harus mencintai keluarga, baik keluarga di rumah maupun keluarga besar Indonesia. Kerana itu lah ada teman-teman Nasrani yang mau ikut main.
Kalau orang tahu hakekat Gerakan 212, yakni damai, bersatu, dan tidak membahayakan Indonesia. Itu justru momentum bagus untuk Indonesia, dilihat bahwa kita menginginkan NKRI. Kita tidak ingin Indonesia terpecah belah. Di film ini, kita sama sekali tidak menjelek-jelekkan orang. Dari awal sampai akhir, tidak ada menyebarkan kebencian kepada siapa pun.
Lokasi syutingnya dimana ?
Di Ciamis. Ada Kyai Nonop yang jalan kaki dari Ciamis ke Monas, ikut syuting sebagai cameo. Kemudian, syuting di kawasan Monas dan Masjid Istiqlal.
Berapa lama proses syutingnya?
Yang lama itu proses pengumpulan dana. Kalau syutingnya sebentar. Sebulan kelar. Syuting sempat terhenti karena tidak punya dana.
Sempat ada masalah dengan dana?
Ada beberapa pihak yang ingin menyoponsori, tapi karena ada kata 212, nggak jadi. Minta agar judulnya, cukup The Power of Love. Saya bilang, ini isinya aman, kok. Cuma 212, menurut saya akan menjadi memorabilia. Orang pingin lihat, film yang berkaitan dengan 212 itu apa.Saya ingin membuat kenangan atas peristiwa itu. Bukan hanya membuat kenangan, tapi kami juga ingin mencatat sejarah. Kami juga ingin meluruskan hal-hal tentang 212. Gerakan 212 merupakan aksi paling damai dan memecahkan rekor di dunia.
Ada rencana diputar di luar negeri?
Untuk pemutaran di luar negeri sudah banyak yang minta. Saya dan sutradara punya keinginan membawa film ini ke festival film Islam dunia.