JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Insidenyang menimpa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Istana Kepresidenan Bogor saat menghadiri Open House Jokowi dinilai beririsan dengan Pilkada DKI 2017.
Politisi PKS, Nasir Djamil menyebut, aksi spontan sejumlah warga yang menyoraki tersebut menandakan masih ada pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang belum menerima kemenangan Anies-Sandi.
Padahal, menurut Nasir, Anies seharusnya tetap dihormati sebagai Gubernur DKI Jakarta pilihan rakyat yang sah secara konstitusi.
"Sepertinya masih ada pendukung Ahok yang belum move on dari Pilkada DKI. Seharusnya mereka tetap menghormati Anies dan Sandi yang datang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Apalagi kehadiran mereka berdua ingin bersilaturrahim di hari yang baik (idul fitri)," kata Nasir kepada wartawan, Jakarta (15/6/2018).
Karenanya, anggota Komisi III ini menyayangkan insiden tersebut. Diapun menilai, sikap tersebut tidak sesuai dengan Pancasila.
"Masak orang mau bersilaturrahim disorakin. Meskipun yang menyorak tidak ramai, (tapi) perilaku tersebut tidak sesuai dengan Pancasila," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan menanggapi kejadian penyorakan kepada dirinya dengan santai.
Anies juga tidak mempermasalahkan karena menganggap peristiwa itu sebagai hal yang biasa. Dia justru menyalami warga-warga.
"Ya tadi saya lihat banyak warga-warga berseragam, saya nggak tahu seragam apa tuh. Tapi buat saya sih biasa saja," ucap Anies di rumah Dinas Wapres Jusuf Kalla, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/6/2018).
"Malah saya salamin satu satu, saya salamin selamat Lebaran. Pokoknya siplah. Saya malah sebenarnya baru ingat ini tadi dari tempatnya Pak Zul (Ketua MPR Zulkifli Hasan), ditanyain lagi," katanya.
Hal senada diungkapkan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno. Dia meminta momen tersebut tak dibesar-besarkan.
Sandi menganggap sorakan itu sebagai bagian dari silaturahmi.
"Kita anggap itu sebagai silaturahmi saja, tidak ada yang perlu dibesar-besarkan," kata Sandi kepada wartawan di kediaman Aburizal Bakrie (Ical), Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/6/2018).
Sanditak ingin pada hari Idul Fitri ini tak diisi dengan hal-hal yang bersifat negatif. Menurutnya, pada hari lebaran ini semua orang kembali pada kesuciannya setelah menjalani puasa Ramadan.
"Ini hari yang kita kembali fitri, tidak perlu kita nodai," sambungnya. (Alf)